Lihat ke Halaman Asli

Adnan Abdullah

Penulis dan Traveler

Masa Depan Generasi Penghafal Al-Qur'an

Diperbarui: 31 Maret 2024   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu, putri saya mengikuti wisuda di sekolah tahfidz al-Qur'an.

Meskipun putri saya tidak saya sekolahkan di pondok pesantren, saya tetap berharap kelak dia bukan hanya sekedar menjadi penghafal al-Qur'an, namun lebih penting lagi adalah menjadi seorang yang berakhlak Al-Qur'an, yaitu mengamalkan ayat-ayat Al-Qur'an dalam kehidupannya sehari-hari.

Banyak kita jumpai orang-orang yang menghafal al-Qur'an bahkan hadits, namun akhlak atau prilakunya tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hal tersebut bisa terjadi kemungkinan karena kesalahan dalam memahami ayat dan hadits terkait al-Qur'an.

Memang ada hadits nabi yang menganjurkan kita untuk rajin membaca al-Qur'an karena akan menjadi syafa'at (penolong) bagi penghafalnya di hari kiamat (H.R. Muslim).

Hadist ini yang menjadi salah satu rujukan bagi sebagian umat Islam untuk berlomba-lomba membaca dan menghafal al-Qur'an, namun hanya berhenti sampai di situ, mereka tidak menjadikan al-Qur'an sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari.

Padahal ada hadits nabi yang lain yang menyebutkan bahwa siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberikan pula dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, "Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?" Lalu disampaikan kepadanya, "Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Qur'an." (HR. Hakim).

Dalam al-Qur'an surat Fathir disebutkan bahwa orang-orang yang disempunakan pahalanya dan ditambah karunia-Nya adalah orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur'an) dan mendirikan sholat, serta menafkahkan sebagian dari rezeki yang Allah anugerahkan kepada mereka. (QS. Fathir: 29-30).

Artinya membaca al-Qur'an, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki, bukan merupakan pilihan, namun ketiganya bersifat kumulatif atau harus dikerjakan semuanya.

Mendidik anak-anak untuk hanya membaca dan menghafal al Qur'an, tanpa mengamalkannya dengan akhlak, hanya akan melahirkan generasi penerus Ibnu Muljam.

Dalam sejarahnya, Ibnu Muljam adalah seorang pembaca dan penghafal al Qur'an yang handal pada masanya, namun akhlaknya sangat buruk. Bacaan dan hafalannya pada akhirnya tidak menjadi syafaat baginya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline