Sebagian besar umat Islam saat ini nampaknya terpolarisasi dalam dua kubu perbedaan pemahaman yang ekstrim dalam menyikapi wabah corona.
Kelompok pertama beranggapan bahwa wabah corona ini tidak perlu ditakuti karena kita hanya boleh takut kepada Allah.
Oleh karenanya kelompok ini tidak memperdulikan protokol Covid-19. Mereka tetap berkumpul dan melaksanakan shalat di masjid seperti biasa. Pemahaman ini dalam Islam disebut sebagai Jabariyah.
Penganut Jabariyah meyakini bahwa sehat-sakit, selamat-celaka, dan hidup-mati semuanya telah ditentukan oleh Allah, kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita hanya menjalani nasib.
Kelompok kedua beranggapan bahwa wabah corona ini harus dihadapi dengan segala daya-upaya yang maksimal, tidak cukup dengan PSBB, mereka juga getol memaksakan lockdown.
Pemahaman ini dalam Islam disebut Qadariyah.
Penganut Qadariyah meyakini bahwa manusia memiliki kebebasan untuk berbuat apa saja untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa memperdulikan campur tangan Allah.
Bagaimanakah sesungguhnya pandangan Islam dalam menyikapi wabah penyakit seperti corona ini? Allah al-Qur'an Surat Ar-Ra'd telah berfirman:
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd: 11).
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dalam salah satu haditsnya pernah bersabda:
"Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing berada dalam kebaikan. Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu katakan, 'Seandainya aku berbuat demikian, pastilah akan demikian dan demikian.' Akan tetapi katakanlah, 'Allah telah mentakdirkan hal ini dan apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi.' Sesungguhnya perkataan seandainya membuka pintu perbuatan setan." (HR. Muslim).