Danau Tiberias atau yang lebih populer dengan sebutan Sea of Galilee (Laut Galilea) adalah danau yang berada di bagian utara Israel, di dekat dataran tinggi Golan dan 30 kilometer di sebelah timur kota Nazaret. Luasnya 166 kilometer persegi dengan kedalaman 43 meter.
Selain penting sebagai sumber air minum bagi warga Israel, danau ini juga memiliki sejarah yang penting bagi kaum Yahudi.
Ketika Yerusalem dikuasai oleh Bangsa Romawi dan kaum Yahudi diusir keluar dari Yerusalem pada tahun 135, pusat agama dan kebudayaan Yahudi berpindah ke sekitar danau ini, di kota Tiberias.
Bagi penganut agama Nasrani atau Kristen, danau ini juga memiliki sejarah yang sangat penting karena di sekitar danau inilah dahulu Yesus Kristus menghabiskan paling banyak waktunya untuk memberikan pelayanan atau menyebarkan ajarannya. Empat orang dari 12 murid utamanya adalah nelayan yang tinggal di sekitar danau ini.
Di danau ini pulal ah, Beliau menunjukkan mukjizatnya, antara lain berjalan di atas air, menghentikan angin ribut dan memberi makan 5.000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ekor ikan. Oleh karenanya mayoritas peziarah yang datang ke danau ini adalah peziarah agama Kristen yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Bagi umat Islam, danau ini juga penting, selain karena dalam ajaran Islam, Yesus Kristus tidak lain adalah Nabi Isa Alaihissalam yang diyakini sebagai nabinya umat Islam, tempat ini juga akan menjadi tempat kemunculan tanda-tanda akhir zaman.
Salah satu hadits Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Muslim menyebutkan bahwa salah satu tanda-tanda akhir zaman adalah mengeringnya Danau Tiberias yang diikuti dengan kemunculan Dajjal. Itulah sebabnya Penulis menjuluki danau ini sebagai Danau Akhir Zaman.
Ketika berkunjung ke danau ini, alhamdulillah airnya masih banyak dan kami masih sempat berlayar dengan kapal. Kami berangkat dari dermaga yang ada di Yigal Allon Center, Tiberias.
Selama dalam pelayaran, kami diperbolehkan oleh awak kapal untuk mengibarkan bendera Indonesia, bendera Merah-putih itu kami naikkan sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Ada kebanggan tersendiri dalam dada ini ketika mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan di negeri orang, apalagi ini kami lakukan di negeri yang sedang dilanda konflik dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Setelah seremoni pengibaran bendera itu, kami menikmati serunya pelayaran di siang hari yang terik sambil menikmati semilir angin yang sejuk.
Setelah merasakan keseruan berlayar di danau ini, kami pun kembali ke dermaga asal di Yigal Allon Center, Tiberias. Meski air danau ini masih melimpah, namun menurut pemandu lokal, sejak tahun 2004 permukaan air danau itu terus menyusut setiap tahunnya. Oleh karenanya Penulis merasa beruntung karena diberi kesempatan berlayar di danau ini sebelum airnya mengering.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H