[caption caption="sumber : indonesiawow.com"][/caption]
Mendengar kata Papua, mungkin yang pertama terlintas dibenak kita adalah nun jauh di pelosok timur nusantara, daerah tertinggal, hutan belantara, barang-barang serba mahal, perang suku, dan separatisme. Namun dibalik itu semua, disamping sumber daya alamnya yang melimpah, Papua juga menyimpan begitu banyak potensi wisata yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia, baik yang sudah terekspos maupun yang belum tersentuh.
Setidaknya ada empat obyek wisata di Papua yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. Yang pertama tentunya adalah puncak pegunungan Jayawijaya yang diselimuti salju, lalu keindahan kepulauan Raja Ampat di Papua Barat, habitat kanguru di Taman Nasional Wasur di Merauke, dan kota Jayapura yang dijuluki sebagai Hongkong di waktu malam. Selain keempat obyek wisata tersebut, masih banyak obyek wisata lain yang menarik untuk kita kunjungi, seperti Teluk Yotefa, Pantai Base-G, Tugu MacArthur, Danau Sentani, dan Kaimana. Seperti apa obyek-obyek wisata tersebut? Mari kita ikuti ulasannya berikut ini.
Pegunungan Jayawijaya adalah pegunungan yang terbentang sepanjang 230 mil dan memiliki ketinggian hingga 4.760 meter diatas permukaan laut (mdpl). Pegunungan ini merupakan salah satu dari tujuh puncak gunung tertinggi di dunia atau dikenal dengan sebutan The Seven Summits. Beberapa puncaknya diselimuti oleh salju, meski saat ini sudah mulai berkurang sebagai dampak dari pemanasan global. Puncak tertinggi disebut dengan Puncak Jaya atau Cartensz Pyramide. Selain menjadi obyek pendakian, pegunungan ini juga menjadi obyek penelitian dari para geolog dari berbagai negara. Di puncaknya yang bersalju, suhu bisa mencapai 0 derajat celcius atau kurang. Untuk menjangkaunya, dari kota Jayapura kita harus menggunakan pesawat ke kabupaten Puncak Jaya. Ada dua pilihan jalur pendakian, yang pertama adalah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dari Desa Ilaga atau naik helikopter menuju base camp Bukit Danau. Untuk mencapai salah satu puncaknya dibutuhkan waktu pendakian sekitar satu minggu.
[caption caption="sumber : citraindonesia.com"]
[/caption]
Kepulauan Raja Ampat adalah gugusan empat pulau besar, yaitu Waigeo, Misol, Salawati, dan Batanta, serta ratusan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Kepulauan Raja Ampat masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Raja Ampat adalah surganya wisata bawah laut, ada 1.300 jenis ikan dan 700 moluska, sehingga diklaim sebagai yang paling lengkap di dunia. Raja Ampat juga dikenal sebagai rumahnya terumbu karang dunia karena sekitar 75% jenis terumbu karang dunia, ada disini. Pulau-pulau karang dan pantai berpasir putih di Raja Ampat juga sangat indah. Di Raja Ampat kita juga dapat menjumpai gua, air terjun, burung cenderawasih, kuskus, dan bunga anggrek. Untuk mengunjungi Raja Ampat, dari Jakarta kita dapat menggunakan pesawat atau kapal laut menuju kota Sorong, kota terbesar di Provinsi Papua Barat. Dari Sorong kita menyeberang lautan ke Waisai di pulau Waigeo dengan menggunakan kapal ferry atau menyewa speedboat yang memakan waktu sekitar 1 hingga 2 jam perjalanan.
[caption caption="sumber : thegreencocoisland.org"]
[/caption]
Anda ingin melihat habitat kanguru secara langsung? Tidak perlu jauh-jauh ke Australia, di negeri kita sendiri pun ada. Di Taman Nasional Wasur, Merauke, kita dapat melihat seperti apa kehidupan kanguru di alam bebas. Jenis kanguru di Papua sedikit berbeda dengan kanguru yang ada di Australia, ukuran tubuhnya lebih kecil. Ada dua jenis kanguru di Papua, yaitu kanguru tanah (thylogale) dan kanguru pohon (dendrolagus spadix). Di taman seluas 4.260 km2 tersebut, kita tidak hanya dapat menjumpai kanguru, namun juga dapat melihat burung cenderawasih, kasuari, ikan, buaya, dan rumah rayap berukuran raksasa.
[caption caption="sumber : media.viva.co.id"]
[/caption]
Kota Jayapura adalah ibukota provinsi Papua. Kota di ujung timur nusantara ini didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1910 dengan nama Hollandia. Ketika Papua bergabung dengan Indonesia, kota ini berganti nama menjadi Kota Baru, lalu Soekarnopura, dan sejak tahun 1968 hingga sekarang menjadi Jayapura. Jika Singapura diartikan sebagai Kota Singa, maka Jayapura diartikan sebagai Kota Kemenangan. Penulis sendiri memiliki ikatan emosional dengan Jayapura karena kebetulan dibesarkan dan menempuhkan pendidikan dasar hingga lanjutan di kota ini. Sama dengan Hongkong, Jayapura merupakan kota teluk yang dikelilingi oleh pegunungan. Keindahan kota ini dapat dinikmati dari atas pegunungan di Polimak. Dari Polimak, kita dapat menikmati pemandangan kota, teluk, dermaga, kapal-kapal dan pulau-pulau kecil, hingga Samudera Pasifik yang membentang luas di sebelah utara. Pada malam hari, kita dapat menyaksikan gemerlapnya lampu-lampu di kota dan pegunungan. Karena gemerlapnya di waktu malam, Jayapura sering disebut sebagai Hongkong di waktu malam.
Tidak jauh dari kota Jayapura, kita dapat mengunjungi Teluk Yotefa. Jika dilihat dari atas pegunungan, teluk yang berbentuk melingkar dan diapit oleh hutan bakau ini terlihat seperti lukisan peta yang indah. Kawasan seluas 1.659 hektar ini memiliki ekosistem hutan bakau yang berfungsi sebagai habitat burung dan terumbu karang yang berfungsi sebagai habitat ikan dan organisme laut lainnya. Jenis-jenis burung yang dapat dijumpai antara lain adalah cenderawasih, elang, nuri, dan angsa.