Lihat ke Halaman Asli

Adm Azizi

Adam Azizi yudhistyana

Ritual Adat Tari Seblang Desa Bakungan

Diperbarui: 21 Maret 2020   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ujung timur pulau Jawa sangatlah kental dengan ragam budaya yang ada dan tetap menjaga kelestariannya hingga di era saat ini, nilai-nilai agama dan kepercayaan tak luput memengaruhi tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Di Desa Bakungan Kecamatan Banyuwangi Kabupaten terdapat tari yang masih kental tradisi adat turun temurun yakni tari Seblang Bakungan namanya, tari ini terkenal akan unsur magis yang melekat ketika dimainkan.

Awal mula tradisi Seblang pada tahun 1639 jauh sebelum agama Islam masuk, pada saat itu ketika membabat hutan Kabupaten Banyuwangi banyak terdapat kembang Bakung yang ditengah-tenganya ada pohon besar yang bernama Nogo Sari. Dengan kejadian babat tersebut, pohon yang bernama Nogo Sari tersebut akan dipotong masyarakat, ternyata yang ingin memotong pohon tersebut langsung meninggal dunia. Hal tersebut di istilahkan jalmo Moro jalmo mati.

Suatu ketika ada orang pintar atau sesepuh yang bernama Mbah Joyo, dia mengetahui bahwa didalam pohon Nogo Sari terdapat penghuninya. Penghuni pohon tersebut adalah Dayang yang berjumlah 9. Mbah Joyo mencoba berinteraksi dengan sembilan Dayang tersebut untuk meminta izin dipindahkan ketempat masing-masing. 

Hingga akhirnya dicapai kesepakatan, dengan syarat esok mengadakan slametan atau bersih desa harus menggunakan penari Seblang. Kisah Mbah Joyo sebagai sesepuh yang dipercaya,i maka daerah tersebut diberi nama Desa Bakungan, disertai awal terjadinya tradisi tari Seblang. Makna dari Seblang sendiri adalah berasal dari kata"seb" yang artinya diam, dan "blang" artinya langgeng. Dengan demikian arti dari Seblang adalah Segala musibah akan hilang.

Sebelum melakukan prosesi ritual bersih desa, proses penyajiannya diawali dengan kitab mengelilingi Desa Bakungan dengan diikuti seluruh penduduk tradisi tari Seblang serta masyarakat desa, dilanjutkan kegiatan ziarah kemakam dilanjutkan kirab menuju sumber air tawar. Setelah shalat magrib masyarakat melakukan shalat Hajat dan dia bersama agar tujuan serta keinginan terselenggaranya tradisi tari Seblang sesuai diharapkan. 

Selanjutnya mendatang ruh halus leluhur, dimana penari setelah dirias ditempat yang ditentukan. Seorang pawang dibantu oleh kedua pengundang. Setelah proses tersebut, acara puncak tradisi tari Seblang Menunggu selesai waktu isya', yang dimana setelah itu dilanjutkan penari Seblang akan menari.

Tradisi tari Seblang sangatlah sakral, sehingga tradisi ini sangat berkaitan erat dengan suatu hal yang religius. Adapun nilai yang terkandung antara lain. 

Hubungan manusia dengan Tuhan, doa merupakan usaha untuk memohon kepada sang pencipta atas harapan dalam segala hal, banyak dilihat dari proses penyajiannya banyak nilai-nilai hubungan manusia terhadap Tuhan, misalnya dalam acara kirab ke makam, kirab ke sumber air penawar, doa waktu selamatan, dan doa waktu mendapatkan ruh leluhur.kemudian waktu shalat Hajat yang merupakan shalat dengan tujuan pada saat acara mengharapkan ridho sang pencipta demi kelancaran tari Seblang tersebut. Serta tujuan utama daripada acara tradisi ini dapat dikabulkan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline