Lihat ke Halaman Asli

Yosika Pramangara Admadeli

Learn and Sharing Psychological Topic

Art Therapy, Cara Cocok Meregulasi Emosi Anak di Masa Pandemi

Diperbarui: 9 Agustus 2020   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Psikologi Undip Dewi Zulaikhah saat melaksanakan program terapi seni, Demak, Kamis (6/8/2020) Dokpri

Demak (2020) salah satu mahasiswa Psikologi Undip bernama Dewi Zulaikhah, atas bimbingan dari Dr. Rr. Karlina Aprilia, SE., M.Sc., Akt, dirinya menyusun program terapi untuk anak-anak. Program ini dia laksanakan di desanya sendiri yaitu di Desa Brambang. 

"Terapi seni (art therapy) kepada anak-anak ini saya lakukan sebagai kegiatan untuk menjaga kesehatan mental anak-anak di masa pandemi COVID-19 sekaligus untuk meningkatkan kreativitas anak-anak. Program ini dilaksanakan beberapa pertemuan pada bulan Juli hingga Agustus 2020", kata Dewi dalam keterangan tertulisnya, di Demak, Jumat (7/8/2020).

Menurutnya,  stres dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh manusia yang berperan dalam menangkal virus, oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat meregulasi stres anak. 

Terapi seni menjadi pilihan program yang tepat menurutnya karena cukup sederhana dan mudah diikuti oleh anak-anak.  Terapi seni ini dilakukan dengan beberapa aktivitas seperti menggambar, menyanyi atau seni lainnya yang dapat membuat anak-anak merasa bahagia dan kesehatan mentalnya terjaga. 

Melalui program ini pula, Dewi juga memberikan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan di masa pandemi COVID-19 seperti mencuci tangan dan menggunakan masker.

Pada sesi pertama, Dewi menjelaskan gambaran kegiatan yang akan dilakukan, selanjutnya dibagikan media dan alat untuk melukis seperti buku gambar, cat air, palet (tempat cat) dan kuas. 

Setelah itu dirinya menginstruksikan kepada anak-anak untuk melukis bebas sesuai keinginan. Pada saat melukis Dewi sesekali mengajak anak berbicara dengan melontarkan pertanyaan- pertanyaan sederhana seperti gambar apakah yang ingin anak lukis dan apakah anak mengalami kesulitan untuk berteman dengan anak-anak seusianya. 

Pada pertemuan kedua dan selanjutnya anak diberikan pola atau sketsa gambar untuk mempermudah anak mewarnai dan tidak membatasi kreativitas anak untuk memberbanyak gambar yang diinginkan.

"Terapi seni ini merupakan terapi yang mudah dilakukan oleh siapapun termasuk orang tua", pungkasnya.  Dengan pendampingan dari orang tua, kegiatan ini diharapkan menjadi sarana orang tua untuk lebih dekat dengan anak dan dapat membantu anak kreativitas selama pandemi COVID-19. 

Program ini akan terus berlanjut hingga empat kali pertemuan dalam satu bulan. Dewi juga menargetkan programnya dihadiri paling tidak 7 orang anak usia 4 sampai 11 tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline