Lihat ke Halaman Asli

Laut, Kok Takut?

Diperbarui: 28 Mei 2021   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Thalassophobia, Anda merasa asing dengan kata tersebut? Kira-kira apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata tersebut? Jika jawaban Anda mengenai fobia atau ketakutan, Anda benar, tetapi ketakutan seperti apa yang dimaksudkan di sini. Mungkin sebagian orang familiar dengan Thalassophobia. Namun, jika Anda baru mendengarnya kita satu server. Rasa penasaran akan selalu muncul jika kita menemukan sesuatu yang baru bukan? Nah, daripada Anda penasaran jangan di-skip tulisan ini. Jadi, di sini kita akan bersama-sama mengupas hal-hal mengenai Thalassophobia.

Istilah Thalassophobia berasal dari bahasa Yunani "thalassa" yang berarti laut, dan "phobos" yang berarti ketakutan. Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), fobia adalah jenis penyakit mental yang paling umum di Amerika Serikat. Sementara fobia spesifik cukup umum di antara populasi umum, tidak diketahui berapa banyak orang yang mengidap Thalassophobia. Sedangkan menurut Alodokter.com, "Thalassophobia adalah salah satu jenis fobia di mana penderitanya merasakan ketakutan yang sangat besar terhadap laut atau samudera. Rasa takut ini terfokus pada bentuk laut yang luas dan dalam, yang dilihat oleh penderita sebagai tempat yang berbahaya dan menyeramkan". Jadi, intinya Thalassophobia merupakan jenis fobia terhadap laut atau samudera. Nah, apa bedanya dengan Aquaphobia kalau begitu, mereka sama-sama takut terhadap air bukan?

Menurut Tirto.id, "Thalassophobia sendiri merupakan ketakutan pada perairan yang luas, gelap, dalam, dan berbahaya. Berbeda dengan   Aquaphobia atau fobia terhadap air, orang dengan Thalassophobia cenderung lebih takut dengan bahaya yang mengintai di bawah permukaan air dibanding dengan air itu sendiri".
Tahu kan sekarang perbedaannya? Intinya Thalassophobia adalah fobia atau ketakutan terhadap perairan yang luas gelap dan berbahaya terutama pada bahaya di bawah permukaan airnya. Jadi, mereka tak hanya takut terhadap air yang luas dan dalam, tetapi juga pada apa yang bersembunyi di bawah permukaannya.

Para penderita  Thalassophobia kecemasan akan muncul kapan saja, contohnya saat di dekat laut. Kecemasan juga bisa muncul ketika penderita berada di atas lautan dalam pesawat. Beberapa kasus parah bahkan terjadi hanya ketika penderita melihat foto lautan atau mendengar kata "lautan". Sungguh menyeramkan bukan? Padahal seperti yang kita tahu bahwa lautan merupakan salah satu keindahan alam yang sangat menakjubkan, jejeran terumbu karang menjadi daya tarik tersendiri bagi lautan tersebut, jutaan biota laut yang menggantungkan hidupnya di sana sangat indah apabila dilihat dengan mata terlanjang. Tak jarang banyak wisatawan yang merogoh kocek hingga jutaan rupiah demi bisa berlibur di pantai dan menikmati laut serta berenang langsung atau snorkeling. Sedangkan mereka bagi penderita Thalassophobia harus berpikir berulang kali atau bahkan berjuta-juta kali untuk sekadar datang ke laut.

Sungguh tidak adil bukan? Namun apa daya, mereka tentu lebih memilih untuk menghindari laut daripada meluangkan sedikit waktunya untuk menikmati indahnya lautan Indonesia ini karena jika penderita Thalassophobia berkunjung ke laut mereka akan mengalami kecemasan dan akan diserang panik serta merasakan gejala-gejala mulai dari gemetaran, berkeringat, mata berkunang kunang, pusing, mual, hingga disosiasi atau gangguan psikologi. Tak hanya itu, gejala emosional juga mereka rasakan seperti menjadi kewalahan, perasaan cemas, merasa perlu segera melarikan diri, dan memiliki rasa takut ada malapetaka yang akan segera terjadi. Ya, memang sampai seperti itu, kira-kira faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Thalassophobia ini muncul. Cermati baik-baik! Mungkin saja Anda termasuk salah satunya dan terlambat menyadari bahwa Anda termasuk ke dalam Thalassophobia. Jangan sampai itu terjadi. Mari kita telaah bersama!

Faktor yang pertama adalah genetika, seseorang akan lebih berisiko untuk menderita Thalassophobia ketika ada salah seorang kerabat yang juga mengalami fobia terhadap laut maupun samudera. Jadi, ketika salah satu kerabat Anda ada yang menderita Thalassophobia, bukan tidak mungkin Anda juga menjadi salah satu penderita Thalassophobia. Selanjutnya yang kedua adalah pengalaman traumatis, ketika seseorang pernah mengalami pengalaman buruk mengenai laut, seperti tenggelam atau serangan hewan di dalam air ataupun korban bencana laut lainnya, hal tersebut dapat membekas di ingatan dan dapat memicu terjadinya Thalassophobia. Lalu faktor yang ketiga ada pola asuh orang tua, terdengar aneh bukan? Tetapi tidak, jika Anda memiliki orang tua penderita Thalassophobia lebih mungkin mengalami hal serupa dibanding yang tidak karena dapat mempengaruhi perasaan takut seseorang melalui kebiasaan. Dan untuk faktor yang terakhir adalah perkembangan otak, sebenarnya faktor ini berlaku untuk semua jenis fobia karena jika bagian otak yang berfungsi merespons rasa takut belum berkembang dengan baik, fobia dapat lebih mudah muncul, termasuk fobia laut. Dampaknya, rasa takut ini dapat merespons secara otomatis dan menyebabkan tindakan yang irasional ketika melihat atau membayangkan lautan. Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa orang yang menjadi korban bencana tsunami lebih berpotensi untuk terkena fobia Thalassophobia. Namun disana juga disebutkan bahwa terapi musik dapat digunakan sebagai salah satu metode penyembuhan penderita Thalassophobia.

Jadi, alangkah lebih baik jika Anda mengenal diri Anda sendiri dulu untuk bisa menelaah apakah saya ini terkena Thalassophobia atau tidak, karena sejatinya diri Andalah sendiri yang lebih mengerti apa yang terjadi pada tubuh Anda. Namun jika Anda kurang yakin terhadap hasil penelaahan yang Anda lakukan segeralah konsul ke dokter ataupun psikolog mengenai apa yang menjadi permasalahan Anda karena hal tersebut paling efektif untuk mengatasi fobia terhadap laut. Menurut Alodokter.com nantinya Anda akan disarankan untuk melakukan terapi dan jenis terapinya adalah terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan respons penderita Thalassophobia yang tadinya negatif terhadap laut, menjadi positif dan realistis.

Jika dibenak Anda terbesit apa bedanya Thalassophobia ini dengan mabuk laut yang sering kita dengar? Nah, mari kita telaah bersama. Mabuk laut sejatinya terjadi akibat dari tidak sinkronnya sistem keseimbangan yang ada di tubuh manusia sehingga menyebabkan penderita merasa seperti ditarik dan terdorong secara bersamaan pada saat kapal dikemudikan. Secara umum, mabuk laut tidak digolongkan sebagai suatu bentuk penyakit. Sebab, setiap orang normal sebenarnya bisa mengalami mabuk laut ini. Namun memang, beberapa kelompok orang tertentu memiliki sensitivitas yang lebih tinggi untuk mengalami mabuk laut. Sedangkan Thalassophobia termasuk ke dalam bentuk fobia atau rasa ketakutan terhadap suatu hal yang dalam kasus ini adalah laut yang memang telah diderita sejak lahir oleh penderita yang bersangkutan. Bukan hanya itu, perbedaan cara mengatasi juga terihat disini. Pada penderita Thalassophobia cenderung akan sulit menyembuhkan dirinya sendiri tanpa bantuan psikolog dalam artian tetap harus dalam pengawasan orang yang memang ahli di bidangnya. Sedangkan untuk penderita mabuk laut sebenarnya dapat kita atasi sendiri untuk proses penyembuhannya, semisal belajar untuk mengidentifikasi situasi-situasi yang juga dapat memperparah kondisi mabuk laut Anda, misalnya posisi duduk tertentu, membaca, merokok, menonton, dll. Selain itu, olahraga secara teratur juga disinyalir dapat  mengurangi gejala yang muncul saat mengalami mabuk laut. Selanjutnya adalah gejala, gejala yang dialami penderita mabuk laut dan Thalassophobia sejatinya memang tidak terlalu memiliki perbedaan yang signifikan bahkan cenderung sama seperti mual, muntah, dll.  Oleh karena itu, orang awam sering mengira kedua hal tadi merupakan suatu hal yang sama.

Jangan takut bahwa penderita Thalassophobia nantinya akan terkena diskriminasi di masyarakat karena hal tersebut bukanlah suatu aib tetapi dapat Anda jadikan sebagai dorongan untuk menaklukan ketakutan yang selama ini menjerat Anda dan hal tersebut akan menjadi reward bagi diri dan tubuh Anda karena telah berhasil melaluinya. Namun jika ketakutan tersebut masih menjerat Anda itu bukanlah masalah karena Anda telah berusaha semampu Anda, masih banyak keindahan alam di Indonesia ini yang dapat Anda nikmati selain daripada lautannya saja, gunungnya, perbukitannya, dan masih banyak lagi. Jadi, jangan jadikan hal tersebut membuat Anda terpuruk dan tidak dapat melanjutkan hidup karena kita harus tetap hidup untuk tahu apa saja keindahan tersembunyi dibalik ketakutan kita terhadap lautan tadi.

Jika Anda memiliki teman yang menderita Thalassophobia baiknya jangan judge mereka karena hal itu akan berdampak juga bagi psikologi mereka, apalagi sampai memaksa mereka untuk pergi ke laut walaupun itu hanya candaan semata. Bisa jadi mereka telah berusaha untuk melawan ketakutan mereka dengan mendatangi psikolog secara rutin demi bisa menjadi seseorang yang normal hancur seketika karena perkataan tajam kita dengan berkedok candaan. Jangan lakukan itu. Mari sama-sama berjuang dengan mereka, dengan support dan dukungan kita!

Nah, bagaimana? Sekarang Anda jadi tahu kan apa itu Thalassophobia, apa saja faktor penyebabnya serta cara mengatasinya. Semoga informasi tadi bermanfaat bagi kita semua, silahkan ambil baiknya dan buang buruknya. Perlu Anda ketahui tulisan diatas hanyalah secuil kertas dari semua pengetahuan yang ada di dunia ini, tetapi kita dapat menjadikan secuil kertas tadi menjadi selembar kertas utuh atau bahkan sebuah buku jika kita rajin untuk membaca hal serupa seperti informasi diatas. Jangan lupakan membaca. Terimakasih

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline