Lihat ke Halaman Asli

Adjie Munajat

Freelancer dalam Industri Musik, televisi dan Entertainment

STY, Harus Lolos untuk Lulus

Diperbarui: 2 Februari 2024   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

STY, LOLOS UNTUK LULUS

Menarik mencermati statemen dan gestur Pak ETO, terlebih kalau kita memperhatikan sejak Beliau resmi menjadi Ketum PSSI. Saya menduga beliau awalnya punya Pelatih "favorit" pilihan sendiri untuk melatih Timnas.

Yang sering terjadi di Negeri ini, ketika ada pergantian Pengurus sebuah Organisasi, sebagai Ketua terpilih (apapun organisasinya) pasti ingin program kerjanya mendapat dukungan penuh, dan itu bisa didapat jika SDM yang menjalankannya adalah orang yang Dia pilih dan Dia kenal baik, bukan warisan dari pengurus lama.
Dengan Network serta pengalaman Pak ETO mengelola klub besar dari Negara Eropa dan Amerika, masuk akal kalau sang Ketua punya pilihan sendiri.

Hanya saja, secara "kebetulan" warisan  (Pengurus) lama yang berwujud STY ini ternyata punya kinerja yang cukup baik, dan mendapat dukungan yang cukup besar dari masyarakat pecinta bola tanah air. Rasanya tidak elok kalau serta merta mengganti sang Pelatih ini tanpa alasan yang cukup. meski, tepat Desember 2023 lalu sebenarnya kontrak STY sudah berakhir.
 
Karena itu dicarilah kompromi jalan tengah. tidak ada pemutusan kontrak, tapi iuga belum ada perpanjangan kontrak secara permanen. "Hanya" kontrak tambahan selama 6 Bulan, sampai bulan Juni 2024.
Pertanyaannya : Apa iya, Pelatih yang punya prestasi mampu meloloskan Tim Senior & Tim U23 ke babak Utama Piala Asia, "cuma" pantas diperpanjang 6 Bulan ?

Buat Federasi, waktu 6 Bulan ini bisa dipakai sebagai sarana "Fit & Propper test" jilid 2. Bagus juga, karena proses 'ujian'nya langsung dipraktekan di lapangan dan hasilnya juga bisa langsung terlihat. Kalau hasilnya bagus, kontrak akan diperpanjang sampai 2027. Tapi kalau hasilnya jeblok, tentu Federasi -Pak ETO- punya alasan kuat untuk mendepak "warisan" pengurus lama ini.
 
Buat STY, untuk mendapatkan perpanjangan kontrak, ada 2 Syarat lumayan berat yang harus Dia penuhi, meski bukan hal yang mustahil.
Syarat pertama : meloloskan Timnas Senior ke babak 16 Besar Piala Asia : LULUS.
Syarat kedua : meloloskan Tim U23 ke babak 8 besar.

Nah, "jebakan batman"nya kini ada di Syarat kelulusan yang kedua ini. Mungkinkah ? tentu banyak orang akan bilang mungkin saja.
Nothing Easily, but nothing's impossible.
Tapi meski begitu, tetap saja kita perlu realistis dan punya perhitungan yang logis.

Saya melihat setidaknya ada Dua faktor yang bisa mempersulit langkah tim U23 asuhan STY memenuhi target Federasi.

Pertama, Indonesia U23 sebagai tim debutan masuk dalam GRUP MAUT bersama tuan rumah QATAR, AUSTRALIA, dan JORDANIA. 3 tim calon lawan di fase grup ini sudah lebih dari sekali lolos ke babak Utama, bandingkan dengan Indonesia yang baru ikut pertama kali.

Kedua, turnamen Piala Asia U23 ini BUKAN kalender resmi FIFA. Artinya, STY mungkin saja akan kesulitan mendapatkan pemain pilihannya karena belum tentu klub asal mereka mau melepas pemainnya. Klub punya HAK untuk MENOLAK. Tidak ada Sanksi untuk itu.
Mereka yang terpilih dan bermain di kompetisi lokal, mungkin saja masih bisa ikut serta berkat lobby sang Ketua. Tapi pemain-pemain Abroad seperti Justin Hubner, Elkan Baggot, Marselino Ferdinand, Ivar jenner, Rafael Struick dll, belum tentu mendapat ijin dari Klub, meski untuk membela Negaranya sekalipun.

Menghadapi situasi rumit seperti itu, rasanya cukup berat buat STY memenuhi target Federasi. Dengan pemain lengkap sesuai pilihannya saja cukup berat, apalagi 'cuma' dengan pemain yang seadanya.
Mereka yang berharap STY bisa memperpanjang kontrak, tentu harus realistis dan bersiap untuk menerima situasi terburuk, berpisah jalan. apalagi STY juga sempat mengakui, kalau Dia mendapatkan beberapa tawaran untuk melatih di Negara lain. bahkan ada tawaran yang berasal dari negara di Asia Tenggara, meski sudah ditolaknya. Mungkin Dia tidak ingin 'menyakiti' para Fans-nya di Indonesia. Ini semacam "kode" bahwa STY sudah siap menghadapi kemungkinan terburuk. Atau, bisa jadi itu adalah 'psy war' untuk menaikkan posisi tawar, bargaining position.

Buat pecinta sepak bola Asia, sebenarnya STY tak perlu membuktikan apapun. catatan kepelatihannya cukup bagus. Dia bahkan jadi pelatih Timnas Korea Selatan yang mampu menaklukan Jerman saat Piala Dunia 2018.
Tapi buat Federasi, mampu membawa Timnas & Tim U23 menorehkan prestasi yang cukup 'langka'  dengan lolos ke Piala Asia saja tidak cukup. STY tetap harus membuktikan mampu memenuhi target dari Federasi. Soal targetnya realistis atau tidak, itu urusan lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline