Sesudah melaksanakan shalat shubuh, mereka langsung menggeber motor hingga kecepatan maksimun, mengalahkan lawan yang mencoba menyainginya. Itu lah tujuan mereka. Entah apa yang mereka pikirkan, sampai-sampai tidak takut jika sewaktu-waktu mereka kecelakaan. Dan mengakibatkan luka yang parah mungkin, bahkan kematiaan juga.
Keadaan inilah yang sering dijumpai, ketika bulan suci Ramadhan telah datang. “balap liar” ya, inilah kesukaan mereka, para anak muda didaerah ku. Tanpa memikirkan resiko yang terjadi, yang penting tunggangan mereka bisa mengalahkan lawan-lawan mereka.
Tapi yang anehnya, walaupun tunggangan mereka sangat cepat larinya, diantara mereka sangat jarang ada yang jatuh, atau kecelakaan. Inilah suatu keunikan, umpamanya bermain didalam api, namun tidak ada yang terbakar. Kira-kira berapa liter bensin ya yang habis setiap kail mereka balapan?? Satu drum..??? tidak mungkinlah.
Jika sedang dilanda musim balap liar seperti ini, mungkin bukan maut yang mereka takuti. Melainkan bapak polisi yang sedang berpatroli, untuk mengamankan mereka agar tidak balap liar. Karna mereka melakukan nya di jalan raya, yang banyak dilalui oleh masyarakat.
Sungguh lucu, saat sirine dari mobil polisi berbunyi, mereka para pembalap, maupun yang menyaksikan. Lari terpontang panting bagai dikejar setan. Hahahahaha…… padahal polisi hanya numpang lewat,tapi mereka takut tujuh keliling…
Mencari kesenangan, mencari petaka, atau memang sudah tradisi setiap bulan Ramadhan harus ada balap liar..??? hanya mereka yang senang balap liar ini, yang tahu jawabannya. Mengapa mereka begitu senang balap liar di bulan Suci Ramadhan ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H