Lihat ke Halaman Asli

Komikus Menganggap Transportasi Online itu Sah?

Diperbarui: 22 Mei 2016   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komik Strip untuk Umum Karya Haryadhi, menyinggung soal Transportasi Online.

Bagaimana sebuah polemik Transportasi online dibuat dalam sebuah komik. Bahkan, komikus ini membuat suatu pendapat yang membuat kedua kubu bisa lega hatinya. Itulah yang terjadi pada komik yang tayang di media sosial Facebook. Salah satunya adalah Kostum (Komik Strip untuk Umum), memang tema besarnya aja Komik Strip Umum pasti bahasannya tentang kehidupan umum atau fenomena dan kejadian di negara tercinta ini. 

Kalau membacanya terlihat komikus ini berusaha menyampaikan pendapatnya tentang Uber dan GrabCar. Mungkin saja dia pengguna kedua aplikasi diatas atau pengamat terhadap polemik tersebut. Memang sang kreator membuat analogi menurutnya dan akhirnya mengundang perdebatan di antara pembaca mereka. Saya pun tergelitik membaca satu per satu komentar tersebut. 

Ada yang komentar soal legal atau ilegalnya Taksi Online, ada yang mempertanyakan masalah bayar pajak apa tidak, bahkan menuduh kalau sang pembuat (kreator) membuat opini sesat? Nah, komentar seperti ini membuat komik tersebut sangatlah berwarna sekali. Rasanya seperti debat dalam facebook dan hanya keyboard yang berbicara bukan. Namun, polemik ini sebenarnya harus diluruskan agar tidak terjad salah paham yang berujung pada hilangnya mata pencaharian masyarakat kita. 

Lho, kok ngomong sampai kesitu seh mas ? 

Terus esensinya artikel ini apa ? 

Hehehehehe....... saya melihat banyak sekali konsumen yang bergantung dengan transportasi model seperti ini. Bahkan, kemudahan pembayaran serta rating, membuat pengemudi bersaing memberikan pelayanan terbaiknya. Eitts, jangan salah, saya pun seorang Driver Uber dan tahu soal dunia taksi online ini. Bahkan, saya menyimpulkan kalau kebanyakan berisi pemilik pribadi mobil tersebut. 

Selain itu, aturan ketat bahkan larangan seumur hidup untuk driver jika melakukan tindak pelecehan bahkan kekerasan pun diterapkan oleh Uber. Tidak tahu kalau Grab mungkin menerapkan hal yang sama. Bahkan, rating berbentuk bintang, jika menyentuh angka di bawah 4.00- 4.20 kalau tidak salah, bisa menyebabkan akun pengemudi tersebut bisa diblokir. 

Namun, esensi Uber bisa berbeda dibandingkan Grabcar. Karena Uber sendiri, lebih ke private car dan drivernya dari pemilik sendiri. Sedangkan, Grab mungkin dari Rental kebanyakan. Karena di Amerika Serikat, mostly pengemudi Uber adalah pemilik mobil itu sendiri. Dan modelnya seperti orang nebeng semobi dan ganti bensin toh. 

Oke, kembali lagi ke topik sebelumnya. Memang, dunia transportasi online maju begitu pesat dan orang inginnnya praktis bukan. Tentu penggunaan aplikasi dan telepon cukup memudahkan. Tetapi semuanya kembali ke tujuan masing-masing. Bisa saja, keduanya gandengan tangan atau bersaing sehat saja. bahkan, kalau bisa dibuat aturan tidak berat "SEBELAH". Karena, Permen Transportasi Online kemarin saja, membuat pemilik pribadi ketar-ketir tidak karuan. Bahkan, sudah berancang-ancang mau cabut jika mobilnya di KIR atau harus mengubah SIM A jadi umum. Toh, kebanyakan pengguna pribadi kan. 

Jadi komik diatas menggambarkan betapa sah-nya transportasi online di mata masyarakat umum. Dan seharusnya tulisan ini bisa jadi bahan renungan bagi Menteri Perhubungan, Bapak Ignasius Jonan dan Ketua Organda DKI Jakarta, yang juga petinggi Blue Bird. Mungkin bisa menengok ke bawah dan berusaha melihat lebih dekat problematika Transportasi online. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline