Lihat ke Halaman Asli

Pemimpin Kafir dan Jokowi Vs Foke di Mata Gus Wahyu NH Aly

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13456147871127595279

[caption id="attachment_208126" align="aligncenter" width="403" caption="Wahyu NH Aly"][/caption]

***

Berikut hasil wawancara kedua dengan kyai muda Wahyu NH Aly :

Penanya: Met lebaran, Gus. Maaf lahir dan batin....

Gus Wahyu: Barokalloh. Kosong-kosong....

Penanya: Sebelumnya saya pernah menanyakan tentang Ceramahnya Raja Dangdut dan Hukum Memilih Pemimpin Non Muslim. Lebaran ini saya ingin melanjutkan, Gus?

Gus Wahyu: Iya

Penanya: Masih terkait dengan memilih pemimpin non muslim, Gus. Sebelumnya Gus Wahyu memberikan analogi dengan kisah Gus Wahyu saat memilih ketua kelas. Tapi saya masih bertanya-tanya dalam diri saya, mengenai hukum dalam Islam sendiri Gus. Indonesia, mayoritas penduduknya beragama Islam. Pertanyaannya, kalau ada dua calon pemimpin di Indonesia, yang satu beragama Islam tetapi tidak adil dan satunya lagi non muslim tetapi adil, sebaiknya memilih yang mana, Gus?

Gus Wahyu: Perihal memilih pemimpin, itu dalam Islam termasuk bagian dari muamalah. Di Indonesia, memilih pemimpin non muslim itu tidak mengapa. Boleh. Selama, pemimpin non muslim tersebut benar-benar menerapkan prinsip-prinsip Islam terkait dengan muamalah seperti adil dan amanah.

Justru haram, apabila memilih pemimpin yang beragama Islam tetapi tidak melaksanakan prinsip-prinsip Islam sebagai seorang pemimpin terhadap rakyatnya; tidak amanah, tidak adil. Hanya untuk ambisi pribadi, haram.

Kalau kita menoleh sedikit ke belakang, melihat sejarah perkembangan Islam. Umat Islam berkembang, diakui ataupun tidak, itu karena adanya pemimpin non muslim yang melaksanakan prinsip-prinsip Islam perihal muamalah seperti tadi. Misalnya, seperti hijrah pertama, saat kaum muslim mengalami tekanan dan kekejaman oleh kalangan musyrikin, lalu ada sekitar 14 orang hijrah ke Habsyah. Raja Habsyah yang non muslim, Najasyi, tetapi dia melaksanakan prinsip-prinsip Islam sebagai seorang pemimpin, menerima dengan tangan terbuka. Dengan terbukanya raja Najasyi yang non muslim ini, termasuk bagian dari tonggak perkembangan Islam selanjutnya. Ini satu dari banyaknya sejarah Islam perkembangan Islam yang didukung oleh pemimpin-pemimpin non Islam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline