Lihat ke Halaman Asli

Do’a Berbuka Puasa Adalah Hadist Dhaif

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-)

Tadi siang tiba-tiba Hp ku berbunyi tanda pesan masuk, setelah ku cek, ada sms berbunyi, “Assalamu’alikum ya akhi…’afwan, benarkah do’a buka puasa yang sering kita baca ketika berbuka yakni, “allahuma lakasumtu wabika amantu wa’ala rizqhika afthartu birahmatika yaa’arhamarahimin” (ya allah krn-MU aku berpuasa,dan dengan-MU aku beriman, dan diatas rezeki-MU aku berbuka dengan belas kasih-MU ya allah yg maha mengasihi) adalah hadist dhaif?” karena tidak terlalu yakin, maka aku sms beberapa orang yang menurutku faham akan hal ini. alhamdulillah,dari beberapa yang ku sms, ternyata ada yang cepat merespon. intinya, memang benar bahwa hadist di atas adalah hadist yang dhaif. kalo melihat secara periwayatan, maka jalurnya adalah bersifat mursal. bunyi hadistnya adalah Dari Mu’adz bin Zuhrah, bahwasannya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi was sallam apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan, “Allahumma laka shumtu wa bika amantu …” (HR Abu Dawud no. 2358, Baihaqi 4/239 dan lainnya) Hadits tersebut di atas dikatakan mursal karena Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in bukan seorang sahabat, jadi ada sanadnya yang terputus antara sahabat dan tabi’in sehingga haditsnya dikategorikan dha’if. Sementara itu hadits yang hasan tentang doa berbuka puasa adalah sebagai berikut : Doa yang biasa diucapkan Rasulullah SAW ketika berbuka puasa, “DzaHabazh zhuma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah” yang artinya “Telah hilang rasa haus dan urat – urat telah basah serta pahala telah ditetapkan, insya Allah” (HR. Abu Dawud no. 2357, Ad Daraquthni III/1401 no. 2247, dan Al Hakim no. 1/422, hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Irwaa-ul Ghaliil no. 920) namun, bukan berarti kita tidak boleh menggunakan do’a yang sudah biasa kita gunakan untuk berbuka puasa, hal tersebut bukanlah bid’ah. itu karena do’a tersebut adalah do’a dalam bentuk munajat kepadaNya, jadi tidak masalah jika kita menggunakan do’a tersebut. karena dalam berdo’a, kita diperbolehkan untuk membuat sebuah do’a dengan versi kita sesuai keinginan kita. hanya saja, jangan menjadikan do’a yang sudah biasa kita gunakan itu disandarkan dalam hal amal. karena tidak ada tuntunan beramal dengan do’a tersebut,jika diamalkan barulah menurut penulis masuk pada kebid’ahan. oleh karena itu, jika ingin mengamalkan sebuah do’a maka amalkan do’a yang telah terbiasa Nabi ucapkan ketika berbuka puasa seperti do’a yang tercantum di atas tadi. yah….begitulah yang aku fahami,jika yang lain punya pendapat, silahkan……… wallahu’alam bishowab. https://adivictoria1924.wordpress.com/2010/08/16/doa-berbuka-puasa-adalah-hadist-dhaif/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline