Di era global ini, penggunaan Bahasa Inggris sudahlah menjadi hal penting di berbagai bidang. Banyak orang menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dan itu membuat orang yang datang dari negara yang berbeda untuk menjadi lebih mudah dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
Kompetensi bahasa Inggris secara lisan maupun tulisan sangat penting untuk interaksi antar negara, dimana-mana orang menggunakan bahasa Inggris sebagai lingua franca .
Akan tetapi tampaknya banyak murid mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Inggris. Ini dibuktikan ketika kunjungan saya ke salah satu perumahan di Desa Arjasa pada hari Jumat (13/08/2021) dan berbincang dengan beberapa anak yang akan menjadi target sasaran program kerja KKN saya.
Saya mendapati banyak keluhan yang didapatkan dari anak terhadap pembelajaran Bahasa Inggris, salah satunya adalah Afifa (10 tahun). Afifa mengatakan bahwa belajar Bahasa Inggris membuat pusing kepala dan Ia selalu takut salah dan malu berbicara dengan Bahasa Inggris.
Hal ini dikarenakan bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang sangat berbeda dengan bahasa ibu dan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh anak (bahasa Jawa Madura). Terlebih lagi di masa pandemi ini, proses belajar anak sekolah ditransisikan menjadi sekolah online.
Tidak jarang sistem pembelajaran daring oleh para guru yang mengajar bahasa inggris masih kurang memadai. Atas dasar inilah, saya tergerak untuk membentuk kelompok belajar Bahasa Inggris yang menyenangkan melalui buku cerita anak, baik buku dalam bentuk offline maupun online.
Melalui buku cerita berbahasa Inggris, anak dapat belajar bahasa, dan mengembangkan ilmu sosial emosional, seni, konsep diri, dan nilai-nilai moral. Selain itu, pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak akan berjalan dengan baik apabila dilakukan dengan cara menarik dan menyenangkan.
Kondisi kelas haruslah aktif dan menyenangkan akan membangkitkan minat anak dalam belajar. Hal ini bisa mengasah kemampuan berpikir kreatif, logika dan kepercayaan diri anak lebih baik. Mereka akan merasakan percaya pada kemampuan diri, dan menghargai kreasi mereka.
Selain itu, saya mencoba merancang proses pembelajaran Bahasa Inggris yang dimana anak-anak dapat melihat, menyentuh, dan bahkan mempromosikan hasil pembelajaran mereka. Ini diharapkan dapat memotivasi anak untuk bisa menciptakan kreasi mereka sendiri lewat cerita sederhana karangan mereka.
Anak-anak secara alami menjadi kreatif dan merasakan pengalaman belajar baik jika mereka terlibat secara aktif. Oleh sebab itu dibutuhkan suasana belajar yang layak agar proses pembelajaran Bahasa Inggris pada anak tercapai secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H