Lihat ke Halaman Asli

Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme di Kampus

Diperbarui: 27 Maret 2022   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Radikalisme yang saat ini menjadi polemik dianggap sebagai ancaman nyata bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran mahasiswa dinilai sangat penting untuk mencegah penyebaran radikalisme. Kasus-kasus Radikalisme di kampus sudah sering beredar, Bahkan pada tahun 2018 ada survei yang menemukan sebanyak 17,8% mahasiswa mendukung berdirinya khilafah seperti yang diusung oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Upaya menjadikan kampus inklusif kini juga didorong lewat kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Dengan dua kebijakan yang diluncurkan Mendikbud Nadiem Makarim itu, Kemendikbud berharap kampus lebih dekat dengan isu-isu yang berkembang di masyarakat.

  Modus-modus penyebaran kelompok radikalisme di area kampus yaitu dengan di bawa oleh kelompok keagamaan ekslusif dan puritan (semisal kelompok; salafi-wabiyah, tarbiyah, dan tahririyah), Menggaungkan persepsi bahwa Islam tertindas oleh musuhnya, Menguasai masjid-masjid di area kampus untuk kaderisasi, dan Menyasar Lembaga dakwah mahasiswa dan Lembaga dakwah fakultas. Faktanya Radikalisme itu justru tumbuh di ruang-ruang di mana kebebasan akademik justru tidak berkembang. Forum akademik tidak ada. Maka, ketika forum akademik itu sedikit, sebenarnya di situlah narasi radikalisme atau anti negara berkembang secara perlahan. 

 Peran mahasiswa di sini sangat di butuhkan karena masyarakat menganggap mahasiswa adalah agen perubahan, mahasiswa harus mampu berkontribusi dan mampu memberikan materi terkait toleransi dan radikalisme memberikan ide-ide ilmiah yang merupakan agen perubahan sekaligus generasi penerus bangsa. Mahasiswa harus mampu memberikan kontribusi positif pada aspek ideologi, Islam moderat dan juga menawarkan strategi politik. Dengan memahami agama secara universal, umat Islam harus memiliki rasa keberagaman dan toleransi serta anti radikalisme.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline