Lihat ke Halaman Asli

Ananira

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kapan lagi kita berbincang sampai larut?
Sambil memecah keheningan di teras rumahmu

Bukankah kamu pun masih ingat, Ananira
Saat rindu tak pernah mau hadir
Karena ia begitu malu pada kita

Apa kabarmu di surga, Ananira?
Semogabaik-baik saja,
Bukankah Tuhan tiada pernah memiliki kemustahilan?

Bagaimana keadaan surga saat ini, Ananira?
Adakah hangat sebagaimana pelukanku disana?
Semoga ya,
Bukankah Tuhan menyampaikan pelukanku padamu, Ananira?

Ananira,
Bukankah darahku tetap mengalir di nadimu?
Sebab degupmu pun masih setia di jantungku

Ananira,
Bukankah aku tetap menjadi melodi dalam tiap senandungmu?
Sebab kau pun tetap menjadi tokoh utama dalam ceritaku

Ananira,
Kutahu pergimu sekadar alasan untuk dapat merinduku
Sama sekali bukan untuk meninggalkanku
Bukan benar begitu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline