Lihat ke Halaman Asli

Bedah Kekuatan Tim Tersubur Eropa Musim 2016/2017, AS Monaco

Diperbarui: 19 Maret 2017   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin tidak banyak penikmat sepakbola yang menyangka kesebelasan non-unggulan macam AS Monaco mampu menyingkirkan wakil Inggris Manchester City yang lebih diunggulkan di ajang Liga Champions Eropa Rabu malam kemarin. Terasa mengejutkan karena penggemar awam sepakbola mungkin hanya mengenal Radamel Falcao sebagai satu-satunya bintang ternama yang ada di klub yang saat ini sedang memimpin Ligue 1 dengan keunggulan 3 poin dari pesaing terdekat Paris Saint Germain (PSG). Bagi klub yang sempat berlaga di Ligue 2 (Kompetisi kasta kedua Liga Prancis) pada musim 2011-2013 ini, tentu musim ini terasa hebat bagi Monaco dengan prestasi merajai fase grup E Liga Champions yang dihuni Bayer Leverkusen, Tottenham Hotspur, dan CSKA Moscow serta sukses mendepak The Citizens (Julukan Manchester City) dengan agregat 6-6 (Monaco unggul aturan gol tandang) sekaligus menorehkan tinta kelam bagi karir kepelatihan Josep “Pep” Guardiola yang selalu mampu membawa tim asuhannya melaju minimal hingga babak semifinal.

Sukses Monaco sejauh ini tidak dapat dilepaskan dari tangan dingin kebijakan pelatih asal Portugal Leonardo Jardim yang tidak sungkan mengorbitkan darah muda bertalenta yang saling bahu membahu membawa Monaco sebagai kesebelasan tersubur seantero Eropa musim ini dengan raihan total 119 gol dengan rincian 84 gol di Ligue 1, 11 gol di Coupe De France, 9 gol di Coupe De Ligue, dan 15 gol di Liga Champions Eropa (Per 17 Maret 2017). Memang Falcao yang musim ini seperti terlahir kembali mampu menjadi top scorertim dengan koleksi 22 gol dan 4 assist di semua ajang, akan tetapi Jardim menanamkan pola permainan yang dinamis dimana sumber gol tidak hanya berasal dari Falcao saja. Melalui formasi 4-4-2 yang menitikberatkan pada kekuatan dan mobilitas lini tengah, Jardim selalu memasang duet lini tengah Fabinho yang posisi aslinya adalah bek kanan dengan talenta muda hotPrancis keturunan Mali Tiemoue Bakayoko. Keberadaan mereka nyatanya mampu memberikan keleluasaan bagi hot prospectmuda lainnya yang menjadi andalan di sektorsayap, yaitu Thomas Lemar yang mendapat tugas sebagai eksekutor bola mati sekaligus suksesor Yannick Ferreira-Carrasco begitu menonjol di sayap kiri dan Bernardo Silva di sayap kanan selaku prolific winger yang dinamis, kreatif, visoner, dan kuat dalam duel satu lawan satu.

Lemar, pemuda Prancis kelahiran Baie-Mahault 12 November 1995 musim ini tercatat sudah turun di 37 pertandingan di semua kompetisi dan total menyumbang 11 gol dan 8 assist, Catatan tersebut tentunya sebuah raihan yang sangat istimewa untuk ukuran gelandang muda seperti Lemar yang tentunya berpotensi menggusur posisi Dimitri Payet dan Kingsley Coman di tim nasional Prancis. Bernardo Silva sang pemuda Portugal kelahiran Lisbon 10 Agustus 1994 pun tidak mau kalah. Silva tampil dalam 36 pertandingan di semua kompetisi dengan torehan 8 gol dan 8 assist. Torehan ini membuat Silva semakin diperhitungkan sebagai andalan tim nasional Portugal serta menjadi incaran banyak klub papan atas Eropa dengan Manchester United sebagai peminat paling serius dan kabarnya siap merogoh kocek besar demi mendaratkan Silva ke Old Trafford.

Sumber gol Monaco tidak hanya dari Lemar maupun Silva, rising starbaru Prancis keturunan Kamerun Kylian Mbappe-Lottin mampu menorehkan 17 gol dan 5 assist dari 32 pertandingan di seluruh kompetisi. Hebatnya, Mbappe yang fasih bermain sebagai penyerang murni maupun penyerang sayap menorehkan catatan tersebut di usianya yang baru 18 tahun (Kelahiran Paris, 20 Desember 1998). Wajar bila tim nasional senior Prancis tidak sabar untuk segera memanggil Mbappe untuk segera masuk dan bertandem bersama Antoine Griezmann. Sumber gol Monaco lain juga dating dari supersubasal Brazil Gabriel Boschilia yang walau hanya tampil dalam 19 pertandingan di seluruh kompetisi dengan 9 diantaranya sebagai pemain pengganti, namun mampu menghasilkan 8 gol dan 4 assist, dan unsung heroyang seharusnya diperhitungkan masuk tim nasional Prancis Valere Germain yang mampu mengemas 11 gol dan 4 assist dari 37 pertandingan di semua ajang. Kontribusi pemain lain semisal Fabinho (37 pertandingan, 8 gol, 3 assist), Bakayoko (33 pertandingan, 3 gol, 1 assist), dan Joao Moutinho (33 pertandingan, 3 gol, 2 assist) terbilang cukup baik bagi gelandang sentral. Bahkan pemain belakang seperti Kamil Glik (38 pertandingan, 7 gol, 1 assist), Djibril Sidibe (33 pertandingan, 3 gol, 4 assist), Benjamin Mendy (26 pertandingan, 1 gol, 8 assist), dan Almamy Toure (14 pertandingan, 5 assist, 3 assist diantaranya menghasilkan gol yang semuanya diborong Bernardo Silva) juga punya andil besar bagi peningkatan kualitas lini serang Monaco yang begitu signifikan terlepas dari jumlah kebobolan sebanyak 48 gol yang sudah diderita sejauh ini.

Kiprah AS Monaco musim ini memang mengagumkan. Tidak heran bila pemain kunci mereka banyak dibidik klub elite Eropa untuk memperkuat skuad mereka musim depan. Kini tugas berat menanti Dimitry Rybolovlev selaku pemilik klub dan Jardim akankah mereka mampu menjaga soliditas tim dari godaan danabesar yang siap digelontorkan klub peminat? Bila kasus penjualan Thierry Henry, David Trezeguet, Ludovic Giuly, Anthony Martial, James Rodriguez, dan Yannick Ferreira-Carrasco yang dijadikan patokan, bisa jadi Monaco hanya akan mendapatkan label sebagai klub pemasok pemain berbakat seperti tahun-tahun sebelumnya. Apabila pemain kunci sukses dipertahankan bahkan ada tambahan tenagasegar, bukan tidak mungkin 2-3 musim lagi Monaco akan berdiri kokoh sebagai salah satu raksasa Eropa sejajar dengan Bayern Munchen, Barcelona, Real Madrid, dan Juventus.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline