Lihat ke Halaman Asli

Peringatan Hari Guru 2022, Mahasiswa Departemen Pendidikan Luar Sekolah Menggelar Seminar Pendidikan

Diperbarui: 8 Desember 2022   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Peringatan hari guru tahun ini jatuh pada hari Jumat, 25 November 2022. Mahasiswa semester 5 offering A Departemen Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang menyelenggarakan acara seminar pendidikan dengan tema "Menyiapkan Generasi Emas Pada Anak Usia Dini". Salina Athaya Salsabila Aufa sebagai ketua pelaksana mengkoordinir rekan-rekannya untuk menyelenggarakan acara ini sebagai project luaran dari mata kuliah simulasi pembelajaran dengan Ibu Dr. Endang Sri Redjeki, MS., selaku dosen pendamping yang di bantu oleh Mbak Annisa, mahasiswa S3 Departemen Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang selaku asisten dosen.

Acara yang dipandu oleh Hilda Nandita Megananda selaku MC ini dihadiri oleh kurang lebih 100 orang, berlangsung di Aula D3 FIP UM. Karena besarnya antusias dari banyak pendidik PAUD, mahasiswa serta masyarakat umum, akhirnya acara ini diselenggarakan juga melalui zoom meeting dan disiarkan secara langsung melalui saluran youtube PLS FIP UM. Hal ini dilakukan agar peserta yang sudah tidak bisa mendaftar tetap dapat menyimak pemaparan materi dari narasumber dan menambah ilmu serta pemahaman mengenai kurikulum merdeka pada anak usia dini.

Dokpri

Pembicara dalam acara seminar pendidikan ini ditemani oleh Marpuah yang bertugas sebagai moderator. Marpuah merupakan mahasiswa semester 5 program studi Pendidikan Keguruan Anak Usia Dini Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka di Universitas Negeri Malang.

Narasumber pertama adalah Ibu Lili Musyafa'ah, S.Pd., M.Pd., pemilik Down Syndrome QIS Surabaya. Beliau membahas mengenai konsep dasar implementasi kurikulum merdeka dan strategi atau dukungan yang diberikan oleh KEMENDIKBUDRISTEK. Ibu Lili memaparkan mengenai artian merdeka belajar secara umum hingga artian merdeka belajar menurut permendikbudristek.

"Kurikulum yang kita terima dari pemerintah pusat harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu, menyesuaikan lingkungan sekolah. Bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid di sekolah dapat diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan. Kurikulum ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap murid setelah proses refleksi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan" jelas Bu Lili memaparkan materi.

Narasumber kedua adalah dosen pendamping mata kuliah simulasi pembelajaran, Ibu Dr. Endang Sri Redjeki, MS., yang membahas mengenai alternatif fasilitasi kemerdekaan melalui proses pembelajaran. Pada kesempatan ini, beliau banyak memberikan contoh-contoh pembelajaran berbasis merdeka belajar dengan sasaran anak usia dini.

"Anak-anak memiliki perbedaan minat, ada yang suka meronce, ada yang suka melipat dan menyetrika baju, dan masih banyak lagi. Jadi, di PAUD kita memberikan pilihan. Biarkan mereka sama-sama memilih. Ada beberapa pilihan anak memilih sesuai dengan kesukaannya, itu yang dinamakan kemerdekaan. Pendidik memfasilitasi kemerdekaan belajar anak-anak." kata Bu Endang menutup rangkaian penjelasan yang telah diberikan.

Pada saat sesi tanya jawab berlangsung, terlihat banyak sekali pendidik PAUD yang antusias bertanya. Namun karena keterbatasan waktu, panitia hanya mengambil beberapa orang saja untuk diberikan kesempatan bertanya secara langsung kepada kedua narasumber. Pertanyaan pertama datang dari Ibu Mufatah Fatin Fadilah pendidik TK Muslimah NU Kota Malang. Beliau bertanya mengenai kegiatan yang sesuai dengan minat anak-anak dan tentang cara mengarahkan anak-anak agar bisa mengerjakan tanggung jawabnya agar seluruh kegiatan pembelajaran dapat terlaksana.

Menurut narasumber, pendidik perlu menstimulasi persepsi kepada anak-anak bahwa beberapa pilihan tersebut mereka akan mendapatkan hadiah agar anak dapat termotivasi bahwa satu hari mereka dapat menyelelesaikan semua pilihan kegiatan. Jadi, anak-anak memiliki kompetisi bukan karena paksanaan. Hadiahnya pun tidak perlu mahal, bisa dibuat sekreatif mungkin oleh pendidik.

Mengingat acara ini dilaksanakan oleh mahasiswa Departemen Pendidikan Luar Sekolah, maka peserta seminar ada juga yang merupakan mahasiswa atau alumni. Bergabung melalui zoom meeting, Prasadam Candra yang merupakan alumni PLS angkatan 2009 bertanya mengenai peran PLS yang dapat dilakukan pada program PAUD tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline