Lihat ke Halaman Asli

Aditya Wahyu S

Mahasiswa S1 Teknik Elektro

Mahasiswa Universitas Negeri Malang Raih Gold Medal di ACE 2023 dengan Inovasi di Bidang Teknologi Pertanian

Diperbarui: 27 Januari 2025   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Penyerahan Penghargaan

Aditya Wahyu Setiawan bersama keempat rekannya dari Universitas Negeri Malang (UM) sukses mengukir prestasi internasional dengan meraih Gold Medal dalam ajang Arau International Creativity Expo (ACE) 2023 yang digelar oleh World Intellectual Property Association (WIIPA), Center of Excellence Geopolymer and Green Technology (CEGeoGTech), dan University Malaysia Perlis pada 18-20 Agustus 2023.

Inovasi mereka, E-Mos (IoT-based Environmental Monitoring System Integrated Smartphone Application to Increase Leaf Vegetable Production), membawa terobosan teknologi di bidang pertanian berbasis Internet of Things (IoT).


Inovasi ini dilatarbelakangi kebutuhan petani untuk mengetahui kondisi tanah secara akurat guna meningkatkan hasil produksi tanaman sayur. Dengan luas lahan pertanian Indonesia sebesar 7,5 juta Ha, permasalahan seperti rendahnya tingkat ketahanan pangan dan kurangnya pemantauan kualitas tanah mendorong tim menciptakan alat berbasis digital yang efisien.


E-Mos dirancang melalui serangkaian tahapan, mulai dari studi literatur, pembuatan prototipe, hingga integrasi sistem dengan aplikasi berbasis Android. Dalam waktu 6 bulan, mereka berhasil membuat alat yang mampu memonitor kandungan Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK), suhu tanah, kelembapan tanah, pH tanah, dan tingkat bakteri melalui enam sensor utama.

Proses ini melibatkan kolaborasi dengan Fakultas Biologi UM untuk validasi data, serta penggunaan teknologi IoT yang memungkinkan hasil pemantauan disampaikan secara real-time melalui aplikasi smartphone.


E-Mos menawarkan fitur unggulan seperti:

  1. Pemantauan kondisi tanah secara real-time.
  2. Rekomendasi pemupukan dan irigasi berdasarkan data tanah.
  3. Prediksi cuaca dan notifikasi peringatan.

Pengujian alat menunjukkan peningkatan efisiensi produksi hingga 30% pada lahan sayuran daun.


Tim berencana untuk memperluas uji coba lapangan dan memperkenalkan E-Mos ke tingkat komersial, sehingga alat ini dapat diakses oleh lebih banyak petani. Mereka juga berencana untuk berpartisipasi dalam kompetisi OPSI Kemdikbudristek guna memperluas eksposur inovasi mereka.


"Kami ingin E-Mos menjadi solusi efektif bagi petani Indonesia. Tantangan terbesar kami adalah memastikan alat ini mudah digunakan dan memberikan hasil yang konsisten. Dengan inovasi ini, kami berharap ketahanan pangan nasional dapat meningkat," ungkap Aditya.


"Prestasi mahasiswa UM menunjukkan bagaimana inovasi berbasis teknologi mampu menjawab permasalahan nyata. Kami bangga mendukung mahasiswa untuk terus mengembangkan penelitian mereka," ujar Dyah Lestari, M.Eng., selaku dosen pembimbing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline