Lihat ke Halaman Asli

aditya wahyu

memulai hobi menulis

Riri Riza, Sosok di Balik Kreatifnya Pembuatan Film "Laskar Pelangi"

Diperbarui: 27 September 2021   03:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laskar Pelangi. Sumber: IMDB

Generasi sekarang memang sudah terbukti banyak film-film karya anak bangsa yang diproduksi dari dalam negeri. Beberapa dari karya ini ada yang sanggup meraih penghargaan berskala nasional maupun internasional. Dari banyaknya film Indonesia yang begitu fenomenal pasti Anda pernah mendengar salah satu judul film Indonesia yaitu Laskar Pelangi. Film yang diproduksi tahun 2008 silam ini diadaptasi dari sebuah buku dengan judul yang sama karya Andrea Hirata. Film ini cukup fenomenal pada masa itu karena memiliki pesan yang mendalam bagi penontonya. Pesan pesan yang disampaikan dan adegan-adegan yang tampil dalam film tentu merupakan ide kreatif dari sutradara yang menangani film ini. Sutradara atau pembuat film merupakan orang yang bertugas untuk mengarahkan sebuah film sesuai dengan manuskrip. Manuskrip skenario ini nantinya digunakan untuk mengontrol seni dan drama yang ada di dalam setiap adegan film tersebut. Seorang sutradara juga berperan untuk membimbing pemeran dan teknisi film dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya dalam membangun adegan dalam film.  Sutradara menduduki posisi tertinggi dari segi artistik dan memimpin pembuatan film tentang bagaimana sebuah adegan dilihat oleh penonton. Selain itu sutradara juga mengatur pemeran di depan kamera dan mengarahkan akting serta dialog, sutradara juga bertanggung jawab mengontrol posisi gerak kamera dan suara beserta hal-hal lain yang berpengaruh kepada hasil akhir sebuah film. 

Kesuksesan film Laskar Pelangi ini dilatari oleh teori auteur yang dimiliki oleh sutradaranya. John Caughie dalam Prasetiawan (2019, hal. 4) menyebut dasar asumsi auteur ialah bahwa film, meski diproduksi secara kolektif, kemungkinan besar bernilai lebih ketika dianggap sebagai karya esensial dari seorang sutradara. Untuk lebih mudahnya teori Auteur merupakan teori pembuatan film dimana sutradara dilihat sebagai kekuatan kreatif yang utama pada sebuah karya film. Kreativitas yang dimiliki oleh Riri Riza sebagai sutradara dari film Laskar Pelangi terbukti pada adegan adegan film yang ada seperti beberapa contoh yaitu, beberapa pemeran utama yang merupakan penduduk lokal dari lokasi syuting film ini. Hal ini memberikan kesan yang lebih natural dan lebih cocok untuk tampil di setting tempat tersebut. Selain itu juga ditampilkan beberapa pendamping karakter utama yang berbeda suku untuk memberikan pesan bahwa sebagai warga negara seharusnya dapat hidup berdampingan dengan harmoni. Kreativitas dari sutradara juga terlihat dari penulisan skrip dari film ini, beliau juga ikut serta dalam penulisan naskah untuk pembuatan film ini. Cerita yang ditampilkan dari film memiliki alur maju yang menunjukan kegigihan tokoh utama untuk meraih pendidikan setinggi mungkin. Beberapa adegan dari cerita ini memperlihatkan seberapa terbatasnya sarana yang dimiliki tidak selalu menghambat seseorang untuk tetap meraih mimpinya. Hal ini secara tidak langsung juga meyakinkan penonton agar lebih bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki dan memotivasi mereka untuk terus memperjuangkan mimpi masing masing. Selain adegan-adegan yang memiliki pesan moral film ini didukung dengan pilihan musik yang cocok. Salah satu lagu pengisi dalam film ini yaitu lagu berjudul "Laskar Pelangi" yang dinyanyikan oleh grup band asal Indonesia yaitu Nidji. Band yang kebetulan sedang naik daun pada masa itu dipercaya untuk menyanyikan sebuah lagu yang sama dengan filmnya dianggap sebagai pendongkrak popularitas untuk meraih lebih banyak penonton. Selain itu lirik yang ditampilkan juga memiliki arti yang sama dari apa pesan moral utama yang ingin ditampilkan oleh sutradara. Dari semua elemen yang sudah disampaikan, film yang disutradarai oleh Riri Riza ini terbukti sukses dalam menyampaikan banyak pesan moral bagi penontonya.

Daftar Pustaka

Prasetiawan, M. R. (2019). MEMBACA FILM KARYA KAMILA ANDINI (Representasi Perempuan dalam film Laut Bercermin, Sendiri Diana Sendiri, dan Memoria) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline