Menatap layar dengan ratapan panjang, darah mengalir deras keseluruh tubuh.
Degub jantung berdetak lebih kencang dari biasanya.
Ada apa ini?
Rasa resah apa yang telah menyelinap masuk tanpa permisi, memporak-porandakan seisi hati.
Sehingga pikiran tak mampu untuk dikuasai.
Kini aku tak lagi memerlukan korek api untuk membakar sesuatu.
cukup tempelkan saja ke dadaku, aku membakarnya dengan api cemburu.
Seperti ditusuk jarum berkali-kali, sakit tapi tak berdarah.
Cemburu mengalir di denyut nadiku, menghidupi resah teruntuk sosok dikejauhan yang tengah setia menunggu.
Entah kenapa dadaku serasa sempit malam ini, seakan tak rela bila kau pergi jauh meninggalkanku.
Suara jangkrik memecah keheningan malam ini, dan cemburuku masih menemani.