Lihat ke Halaman Asli

KKN Kolaboratif Jember: Petik Laut Sebagai Budaya Warisan yang Penuh Akan Makna

Diperbarui: 20 Agustus 2022   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses Pelarungan Sesaji ke Tengah Laut, Selasa (15/8/2022) (Dokpri)

Petik Laut merupakan salah satu tradisi turun temurun yang biasanya dilakukan oleh warga pesisir yang dilakukan setiap tahun di bulan Suro. Hal ini tidak jarang dilakukan khususnya oleh warga  Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Dalam rangka acara Petik Laut ini, Kelompok 17 KKN Kolaborasi dengan Dosen Pembimbing dr. M. Afiful Jauhari, S.FM., M.H. dan anggota kelompok yaitu Agung Rizqi Alhana, Kunni Lailatus Salamah, Sri Wahyuni, Fisabila Aphycenia Marina, Lusita Cempaka Sari, Ghany Nursintya Syabani, Muhammad Fuad Amin, Shely Oktaviane Widiatmoko, Muflihatul Hasanah, Aditya Syahrul Ramadhan berusaha bergerak dan berpartisipasi guna melancarkan acara Petik Laut.

Acara Petik Laut di Desa Puger Wetan digelar selama 3 hari 3 malam. Dalam acara Petik Laut kali ini dimulai pada Minggu (14/8/2022) dan diakhiri pada Selasa (16/8/2022). Petik Laut ini dilakukan guna ucapan masyarakat Puger Wetan atas hasil laut yang telah diterima dalam satu tahun terakhir ini. Oleh karena itu, acara Petik Laut ini diawali dengan khotmil Quran dan dilanjut dengan tasyakuran yang dihadiri oleh kepala desa dan masyarakat Puger Wetan. Dalam acara tasyakuran yang dilakukan pada Minggu malam Bapak Iwan Nulloh selaku Kepala Desa berujar bahwa “ Petik Laut ini merupakan ucapan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang diberikan khususnya terhadap hasil laut yang melimpah.”

Proses Arak-Arakan Sesaji Oleh Warga Desa Puger, Senin (15/8/2022) (Dokpri)

Adapun juga, acara puncak dalam Petik Laut ini dilaksanakan pada Senin (15/8/2022) yang mana pada hari itu, dilaksanakan pelarungan sesaji ke laut lepas. Pada saat acara Petik Laut ini, masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dilarang untuk pergi melaut. Sehingga masyarakat difokuskan untuk membantu acara ini sebagai bentuk rasa syukur dan meminta perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kelancaran dalam melaut nantinya.

Sebelum ritual melepas larung sesaji, kepala desa mengikuti arak-arakan bersama masyarakat Puger. Barisan masyarakat pembawa larung sesaji itu diiringi pawai budaya dengan kostum adat. Tampilan mereka pun menarik masyarakat. Pelarungan sesaji dimulai dari Balai Desa Puger Wetan dan pada akhirnya di larung di daerah Pelabuhan Puger sampai ke tengah laut. Setelah melakukan pelarungan sesaji sebagai simbol ucapan syukur masyarakat Puger Wetan, pada siang hingga malam harinya dilanjutkan dengan berbagai macam hiburan desa. Banyak sekali jenis hiburan yang dipertontonkan mulai dari pementasan kesenian tradisional seperti  pementasan Reog maupun Jaranan. Sistem  pementasan hiburan pun dilakukan sangat unik dikarenakan pementasan hiburan dilakukan di setiap perempatan jalan di Desa Puger Wetan mulai dari Campursari, Elekton, Layar Tancap, hingga Wayang Kulit. Kepala Desa yaitu Bapak Iwan Nulloh berpendapat bahwa “Dengan adanya hiburan di setiap perempatan Desa, masyarakat diharapkan bisa keluar dari rumah untuk menonton hiburan dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Hal ini juga bisa sebagai sarana melepas penat dari segala kesibukan.”

Sesaji di Larung di Tengah Laut, Selasa (15/8/2022) (Dokpri)

Kemudian pada hari Selasa (16/8/2022) bertepatan dengan satu hari sebelum hari kemerdekaan, acara Petik Laut ini juga dimeriahkan dengan adanya lomba lomba untuk memperingati hari kemerdekaan mulai dari lomba tarik tambang, lomba panjat pinang, lomba gerak jalan, hingga lomba karaoke.

Pada akhirnya acara Petik Laut di Desa Puger Wetan ini berjalan dengan lancar. Hal ini tidak terlepas dari campur tangan masyarakat. Diharapkan nantinya Petik Laut ini dapat dilaksanakan lebih meriah lagi dan bisa dimaknai lebih dalam lagi sebagai salah satu warisan budaya yang menarik dan perlu dilestarikan agar generasi muda tidak lupa akan budaya sendiri serta tidak lupa untuk mengungkapkan rasa syukurnya.

Universitas Jember

Universitas Muhammadiyah Jember

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline