Lihat ke Halaman Asli

Potensi Agrobisnis Jatim "Tingkatkan Layanan Paling Pas Gaet Investor"

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13934711641575214086

Setelah berhasil menyabet penghargaan Investment Award 2012 sebagai kategori terbaik pertama Penyelenggara Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam bidang penanaman modal tingkat Provinsi yang diselenggarakan tahun lalu di gedung BKPM pusat, Jakarta. Kini pemerintah provinsi (pemprov) bersama dengan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Dr. Soekarwo, SH. M. Hum berupaya meningkatan kinerjanya disisi agro.

Keberhasilan Jatim ini merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya pada 2010 lalu, Provinsi dengan 38 kabupaten/kota ini  juga meraih penghargaan serupa. Selain itu, pada tahun 2008, juga mendapat penghargaan di bidang investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), yakni Regional Champion.

Daerah dengan luas wilayah 47.922 km² ini memiliki potensi resource yang memiliki daya tarik gaet investor.”Disebelah utara ada minyak dan gas, ditengahnya adalah agro, dan dibagian selatan pinggiran terdapat tambang,” jelas Soekarwo saat ditemui usai menerima penghargaan Invesment Award 2012 beberapa saat lalu.

Ketiga sektor itu membuat provinsi Jatim dianggap sebagai sebuah kawasan yang ideal dalam Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanam Modal Asing (PMA). Suasana aman akan konflik-konflik horisontal yang relative hampir tidak tercium, serta potensi pariwisata alam yang melimpah menambah pesona investasi kian menggiurkan.

Alasan itulah yang kemudian membuat Soekarwo beserta pemprov akan berfokuskan pada kinerja sektor Agrobisnis. “Hampir dari 55% industri kita mengolah bahan baku agro menjadi makanan dan minuman, ini yang kemudian kita garap serius, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Gubernur yang akrab dipanggil dengan Pak De Karwo

Hal itu disebabkan faktor tingkat kemiskinan yang cenderung berada dibidang pertanian.”Selama tiga tahun ini penurunan kemiskinannya mencapai 3,28% dari 16,8%  dari 13,40%, sehingga perlu adanya industri kecil disekitar para petani agar dapat menjadi nilai tambah,” tegas pria nomer satu di Jatim itu.

Ia mengkhawatirkan bahan baku yang dibutuhkan pabrik berada diluar lingkungan tempat pengolahannya. Selain itu, muncul juga keluhan akan jaminan pelayanan seperti, kepastian tanahterkait dengan perijinan, tindakan anarkis buruh, dan adanya listrik menjadi problematika yang kerap dihadapi penanam modal.

“Akan ada garansi serta jaminan dari gaverment kita untuk menyelesaikan semuanya dan ini menjadi program yang sangat serius, karena dalam hal ini, orang miskin juga dilibatkan untuk menyelesaikan masalahnya, bukan kita yang membuat program tapi dialah yang diajak merumuskan program,” terang pria kelahiran Madiun, 16 Juni 1950 itu.

Perintah meningkatkan investor itu disambut baik oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Jatim, Warno Harisasono yang juga ditemui dalam acara Indonesia Invesment Summit 2012. Ia menuturkan bahwa pihaknya telah mendapatkan mandat untuk menarik investor, khususnya asing agar dapat masuk dalam skala besar.

Karena PMDN kita masih tetap diperingkat pertama yang mencapai 23 triliyun pada triwulan ke tiga tahun ini, sedangkan PMA kami yang berada diperingkat ke-5 di Indonesia, sehingga membuat kami untuk lebih bekerja keras untuk mengangkat hal itu melalui program promosi yang telah dibuat” Tukas sambil tersenyum.

Ia menegaskan akan melakukan upaya promosi berupa peluang-peluang investasi dengan memberikan layanan secara terpadu dan sangat prima bagi calon investor asing, yaitu kepastian hukum serta proses perijinan cepat yang dilengkapi dengan sistem online (Investment Tracking Sistem Online).

“Kami memfasilitasi agar memudahkan para investor untuk dapat melihat perkembangan perijinan yang sedang berjalan, dan ini yang juga ditugasi pak Gubernur untuk merubah image, bahwa mengurus perijinan di Jatim sangatlah mudah dan cepat sekali,” ucap pria yang selalu menggunakan kacamata itu.

Selain orientasi dibidang agro yang realisasi utamanya mengacu pada proses pengolahan makanan dan minuman saja, Warno Harisasono juga menambahkan, bahwa pemprov juga menawarkan investasi dalam bidang infrastruktur, perkapalan, perdagangan dan jasa.

Meskipun promosi yang dilakukan saat ini lebih berimplikasi kepada investor asing, pihaknya tidak kwatir investor asing yang masuk akan menguasai Jatim. “Karena pada prinsipnya PMDN di wilayah kita ini, masih sangat kuat dan mendominasi,” Tandasnya menutup percakapan.*dit




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline