Lihat ke Halaman Asli

Bersama Joko dan Jojo Nonton Piala Dunia di Brasil 2014

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1344317902790656323

[caption id="attachment_198621" align="alignnone" width="640" caption="Taco Express"][/caption]

Jam di pergelangan tangan saya baru menunjukan pukul 4.30 ketika kendaraan saya sudah sampai di Jalan Benda Raya no 10, kawasan Kemang, Jakarta Selatan dimana terdapat sebuah resto mungil yang antik dan khas. Namanya Taco Express . Resto ini memiliki tema semacam warung pinggir jalan di Meksiko.

Saya masih harus menunggu sampai sekitar jam 5 ketika para kompasianer mulai berdatangan termasuk mbak Shelina dan tim Urbanesia yang menjadi organizer acara bukber dengan makanan Meksiko ini. Dari depan keadaan resto terlihat sangat sederhana. Terlihat deretan motor yang diparkir, sebuah spanduk Urbanesia, dan tenda biru bertuliskan “Mexican Street Food”. Yang mencolok lagi adalah logo Taco Express dengan latar belakang bendera Meksiko yang berwarna hijau, putih dan merah itu.

[caption id="attachment_198622" align="alignnone" width="360" caption="quick & fresh"]

13443179361122392067

[/caption]

Sebuah spanduk bergambarkan beberapa menu andalan resto ini dengan tag line quick & fresh.seakan-akan mengawal pintu masuk bertuliskan open dan jam operasi restoran atau warung meksiko ini. Di dalamnya terdapat dua buah meja dan deretan kursi sederhana yang dicat hijau. Sekilas mirip pengaturan meja dan kursi di warung tegal.

[caption id="attachment_198623" align="alignnone" width="640" caption="interior resto yang khas Meksiko"]

13443180041206788309

[/caption]

Akan tetapi interior warung ini cukup unik khas karena mengambil gambar dan tema yang negri nun jauh di sebelah selatan Amerika Serikat itu.Selain sombrero, kaktus, wanita cantik, dan juga gambar sebuah kota yang antik.Di bagian lain , ada sebuah cash register sederhana, menu dari papan tulis hitam dengan tulisan kapur berwarna putih, membuat resto ini terasa sangat bersahaja dan bersahabat.

[caption id="attachment_198624" align="alignnone" width="640" caption="Joko Waluyo bercerita"]

1344318069394533232

[/caption]

Namun yang paling menarik adalah penjelasan dari pemilik warung Taco ini, yaitu Pak Joko Waluyo. Beliau bercerita tentang latar belakangnya yang sudah banyak makan asam garam di dunia makanan dan minuman atau F dan B baik sebagai karyawan, manajer , maupun pengusaha.Restoran Mini atau warung ini diharapkan dapat memberikan suatu pilihan yang unik di kawasan Kemang karena umumnya makanan Meksiko berada pada level yang sedikit mahal.Sedangkan Taco Express menawarkan pilihanl menu dengan resep dan bahan impor namun dengan harga yang terjangkau.

“Semua menu kami di bawah 40 ribu an”, keterangan Pak Joko Waluyo, sambil terus bercerita tentang restoran ini. Selain itu, dijelaskan juga bahwa bisnis makanan Meksiko memang menantang, karena pasarnya belum ada dan harus diciptakan sendiri.Bagi kebanyakan orang Indonesia, makanan Meksiko mungkin hanya kebutuhan makanan tingkat ketiga, Karena itu dia pun berhitung bahwa seandainya seorang pelanggan datang kesini sebulan sekali saja sudah cukup baik. Karenanya pemilik restoran yang bersuia 42 tahun ini mencoba menargetkan mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya supaya resto ini terus survive.

[caption id="attachment_198625" align="alignnone" width="640" caption="Jojo. akan ke Brasil bersama sang ayah yang dibanggakan"]

13443181151515315536

[/caption]

Pada kesempatan itu, hadir juga seorang anak berusia sekitar beberapa belas tahun yang ternyata bernama Jojo. Jojo ini sangat bangga pada ayahnya dan mereka bercita-cita untuk dapat bersama-sama pergi ke Brasil untuk menyaksikan langsung Piala Dunia 2014 mendatang. Saya pun bermimpi siapa tahu dapat sama-sama ke Brasil dua tahun lagi?

[caption id="attachment_198626" align="alignnone" width="360" caption="Burritos"]

1344318153157949212

[/caption]

Tanpa terasa, azan magrib pun menggema dan setalah berbuka dengan air putih, maka sajian pembuka bernama burritos pun dihidangkan. Makanan ini mirip dengan lumpia namun dalam ukuran yang lebih besar. Kulit pembungkusnya adalah lembaran “tortilla” yang umumnya terbuat dari terigu dan gandum. Isinya bisa bermacam-macam baik sayuran, daging maupun ayam. Dan untuk mencicipinya ditemani dengan sejenis sambal meksiko yang disebut salsa.

[caption id="attachment_198627" align="alignnone" width="640" caption="Tacos dan salsa"]

1344318201528596159

[/caption]

Setelah sholat magrib, hidangan yang lebih menggoda lidah pun keluar yaitu tacos.Tacos juga dibuat dari lembaran tortilla baik gandum maupun jagung dan isinya bisa apa saja baik ayam, sayuran, salad, ataupun daging. Bedanya, kalau burritos mirip lumpia, maka Taco lebih mirip martabak!. Para kompasianer terlihat lahap menikmati dan menghabisi semua hidangan yang nongol. Dan makan pun terasa lebih nikmat ditemani cerita Joko Waluyo yang selalu bersemangat dan ceriah.

[caption id="attachment_198628" align="alignnone" width="640" caption="Pak TD, Mas Heri, dan Mbak Avis"]

13443182761721475461

[/caption]

Akhirnya setelah hampir waktu Isya, acara buka bersama Urbanesia dan Kompasiana pun selesai. Kompasianer sempat berfoto bersama dan berjanji untuk menulis tentang pengalaman yang berkesan menikmati makanan Meksiko yang ternyata cocok dengan lidah orang Indonesia. Apalagi resep nya dikelola oleh Joko Waluyo yang telah berpengalaman melanglang buana termasuk sekitar 5 tahun di negri Paman Sam.

Acara ditutup dengan saling bersalaman dan mengucapkan terimakasih kepada tuan rumah, dengan harapan dapat berjumpa lagi di lain hari.Buka puasa yang menyenangkan baik di hati dan di lidah di malam minggu lalu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline