Teruntuk kamu. Wanita cantik yang hadir ketika kehancuran menyapa diri ini. Terimakasih atas waktu dan perhatiannya. Entahlah, bagaimana jadinya kalau kau tak hadir dan menambal sisa-sisa reruntuhan ini. Mungkin kata "Bangkit" akan teramat jauh dari sisiku.
Namun, aku masih mempermainkan segala yang kau berikan padaku. Aku masih saja membuatmu jauh dari kenyamanan. Masih membuatmu bertanya-tanya.
Maaf manisku, jika diri ini selalu mengabaikan kebaikan juga ketulusanmu. Aku tak tahu harus bagaimana, bahkan aku sendiri pun tak tahu harus berbuat apa agar kau bisa menerima maaf dari ku.
Aku tahu, dengan kata "maaf" saja tidak cukup untuk membayar kebaikanmu selama ini. Tapi, ijinkan aku mengucapnya sekali saja, dan biarkan ia bertarung menuju kata "iya" dari bibirmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H