Lihat ke Halaman Asli

7 Tips Belanja Online Ramah Lingkungan

Diperbarui: 21 Maret 2021   02:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memilih barang di toko online melalui tablet (Image: Brooke Lark/Unsplash)

Hai sahabat Kompasiana, apakah kalian juga termasuk orang yang sering berbelanja secara online? Jika iya, di Hari Hutan Internasional ini, yuk bersama-sama kita belajar tips supaya tetap Go Green selama melakukan belanja secara online.

Beberapa tahun belakangan, aktivitas jual beli online semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia dan dunia. Selain praktis, jual-beli online juga memanjakan kita dengan berbagai pilihan produk yang dapat kita lihat dari rumah. Hanya dengan sekali klik, barang yang kita inginkan akan dikirim oleh penjual. Kita hanya perlu duduk manis di rumah sampai barang itu datang.

Sayangnya, aktivitas yang menyenangkan ini dapat memberi dampak buruk bagi lingkungan, termasuk banyaknya emisi karbon dan sampah yang dapat ditimbulkan. Pada tahun 2020, penelitian dari LIPI menunjukkan bahwa dengan meningkatnya tren belanja online selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di masa pandemi, jumlah sampah plastik yang ditimbulkan juga semakin meningkat. Hal ini bukanlah berita baik. Apalagi, sampah plastik terbukti menyebabkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan baik bagi manusia maupun satwa liar.

Syukurnya, kita masih bisa meminimalkan jejak karbon dan penumpukan sampah dengan melakukan beberapa cara. Berikut ini adalah tips-tips yang bisa kita lakukan sebagai pembeli yang bijak untuk mengurangi emisi karbon dan sampah selama melakukan aktivitas belanja online.

  • Pikirkan Dengan Matang Apakah Kita Perlu Membeli Secara Online

Barang yang dijual secara online memerlukan kemasan tambahan sebelum dikirim kepada pembeli. Seringnya barang-barang itu dikemas menggunakan plastik, kardus, bubble wrap, dan lakban. Bisa kita bayangkan ada berapa banyak sampah yang dihasilkan dari ribuan atau jutaan transaksi online setiap harinya? Maka dari itu, kita perlu bijak untuk menentukan apakah harus membeli barang secara online atau cukup dengan datang langsung ke toko utuk membelinya secara ofline.

Jika jarak toko masih dekat dengan rumah dan barang yang kita butuhkan tersedia di toko tersebut, lebih baik kita membeli barang itu secara langsung. Namun, jika jarak rumah dan toko yang menyediakan barang tersebut cukup jauh, emisi karbon dari kendaraan yang kita gunakan mungkin bisa lebih besar daripada emisi yang dihasilkan dari pengiriman online. Dalam hal ini, membeli barang secara online bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

  • Pilih Toko Online yang Eco-Friendly

Sikat gigi dari kayu dan kardus berwarna cokelat (Image: Toa Heftiba/Unsplash)

Toa Heftiba on Unsplash ">

Jika kita memang harus membeli barang secara online, pertimbangkanlah untuk memilih toko online yang eco-friendly.

Berbeda dari toko online biasa, toko online eco-friendly menggunakan konsep minimal packaging dari bahan yang ramah lingkungan. Mulai dari menggunakan kardus bekas atau karton dari bahan daur ulang, mengganti bubble wrap dengan potongan kertas bekas, menggunakan lakban khusus yang bisa didaur ulang, meminimalkan penggunaan plastik, dan menggunakan barang lain yang ramah lingkungan.

Dengan memilih toko online eco-friendly, meskipun tetap menimbulkan sampah dari packaging-nya, paling tidak sampah yang dihasilkan dapat didaur ulang dan berasal dari barang reusable. Akan lebih bagus lagi jika kita memperpajang manfaat kardus dari packaging dengan menggunakannya untuk keperluan  lain sebelum membuangnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline