Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Perkembangan Ilmu Kalam di Era Digital Saat

Diperbarui: 2 Desember 2024   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilmu kalam adalah cabang ilmu islam tentang bahasan mengenai Allah dan Rosul. Ilmu kalam lebih dikaitkan dengan teologi dan ilmu ketauhidan. Intinya, ilmu kalam sangat berkaitan dengan keimanan. Seseorang tidak dapat memiliki keimanan yang kuat tanpa didasari ilmu pengetahuan dan dasar realitas yang kuat. Keimanan itu dapat turun dan naik tergantung kondisi. Maka dari itu, ilmu kalam ini senantiasa dipelajari dan didalami untuk menguatkan keimanan. Namun, jangan sampai kita salah mempelajari ilmu kalam. Karena sekarang banyak juga ilmu kalam yang diselewengkan, yang malah membuat keraguan-keraguan mengenai keimanan kepada Allah dengan pernyataan-pernyataan yang sebenarnya tidak masuk akal. Jadi, kita harus tahu bagaimana perkembangan ilmu kalam di era digital saat ini. Agar tidak salah mempelajari ilmu kalam yang ternyata malah menyesatkan.

Penjelasan Bagaimana Perkembangan Ilmu Kalam di Era Digital Saat Ini

Secara bahasa kalam artinya perkataan atau pembicaraan. Dalam kamus islam, ilmu kalam berarti ilmu tentang Firman Allah dan Sabda Rosulullah. Dua hal tersebut merupakan pedoman kaum muslim. Muslim yang taat tentu harus memegang pedoman ini dengan kuat. Berikut ini adalah beberapa hal tentang ilmu kalam yang perlu untuk diketahui.

Sejarah singkat ilmu kalam

Pada awalnya para ahli kalam muncul karena ingin menjawab lawan-lawan diskusi mereka tentang pemikiran islam. mereka ingin membersihkan segala sesuatu yang dikira dapat mengontaminasi pemikiran islam. sebab lawan-lawan diskusi mereka adalah para filosof yunani yang membawa filsafat sesat untuk menyebarkan keraguan terhadap akidah islam.

Fakta ilmu kalam saat ini

Mendengar tentang ilmu kalam, pasti terarah kepada islam. namun jangan salah, saat ini banyak sekali ilmu kalam yang diselewengkan. Ilmu kalam yang tadinya berisi tentang pemahaman-pemahaman yang memperkuat keimanan malah menjadi sumber keraguan dalam keimanan. Contoh keraguan-keraguan yang mereka sebarkan misalnya, dengan pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Bagaimana cara Allah melihat?, bagaimana Allah ada? Apakah manusia yang menciptakan sendiri perbuatannya atau apakah perbuatan manusia itu semuanya dikendalikan oleh Allah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut memang sepele namun bisa menghanyutkan. Meskipun sudah ada para ahli kalam yang mengatasi mereka, ajaran-ajaran menyesatkan tetap tersebar. Dan munculah ilmu-ilmu kalam yang kesannya mau menentang filsafat namun ternyata sama saja. Apalagi di era kecanggihan digital saat ini. Mudah sekali ajaran-ajaran tersebar seperti wabah. Ajaran-ajaran dari ilmu kalam banyak disisipkan dalam berbagai postingan medsos. Hanya aqidah yang kuat yang dapat membentengi diri.

Agar tidak salah mempelajari ilmu kalam

Setelah mengetahui bagaimana perkembangan ilmu kalam di era digital saat ini, kita harus bisa menilai ilmu kalam sebelum mempelajarinya. Jadikan Al-Qur'an dan Hadits sebagai standar dalam menilai suatu ilmu kalam. Bila ilmu kalamnya sesuai dengan keduanya, maka ilmu kalam tersebut layak untuk dikaji. Jika ada hal yang bertentangan maka tinggalkan dan sebarkan di dunia digital bahwa ilmu kalam tersebut tidak layak dikaji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline