Lihat ke Halaman Asli

Pergeseran Prioritas Nasional : Program Makan Bergizi Gratis menjadi Prioritas Utama dalam Arah Kebijakan BPP RI tahun 2026

Diperbarui: 1 Februari 2025   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Pribadi

Oleh: Aditya Pratama

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep Indonesia Emas 2045 telah menjadi visi besar pembangunan nasional. Salah satu aspek utama dari visi ini adalah investasi dalam pendidikan dan kesehatan, yang selama ini dianggap sebagai fondasi utama bagi pembangunan ekonomi jangka panjang. Namun, arah kebijakan nasional kini menunjukkan pergeseran prioritas, dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai mengambil posisi sebagai salah satu agenda utama pemerintah. Pergeseran ini memunculkan pertanyaan fundamental: Apakah kebijakan ini dapat menjadi fondasi ekonomi berkelanjutan, ataukah justru menggeser fokus dari strategi pembangunan sumber daya manusia yang lebih luas?

Pergeseran Prioritas: Dari Pendidikan dan Kesehatan ke Makan Bergizi Gratis

Pendidikan dan kesehatan telah lama menjadi sektor prioritas dalam perencanaan pembangunan nasional. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang disusun oleh Bappenas, kedua sektor ini dianggap sebagai kunci utama dalam membangun daya saing bangsa. Namun, arah kebijakan terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan (BPP) Republik Indonesia menunjukkan bahwa Program Makan Bergizi Gratis akan mendapatkan alokasi anggaran yang lebih besar dibandingkan sektor pendidikan dan kesehatan dalam beberapa tahun ke depan.

Program ini bertujuan untuk memberikan akses makanan sehat dan bergizi kepada anak-anak sekolah dengan harapan meningkatkan kualitas gizi generasi muda. Pemerintah berargumen bahwa peningkatan asupan gizi akan berkontribusi pada peningkatan daya pikir dan produktivitas masyarakat di masa mendatang. Namun, dengan bergesernya anggaran dari pendidikan dan kesehatan ke sektor nutrisi, apakah dampaknya akan lebih positif atau justru menimbulkan tantangan baru?

Implikasi Ekonomi dari Pergeseran Prioritas

Secara makroekonomi, kebijakan makan bergizi gratis berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian dan industri pangan dalam negeri. Dengan adanya permintaan besar untuk produk makanan sehat, rantai pasok domestik dapat mengalami peningkatan, sehingga menciptakan efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan laporan World Bank (2024) - Indonesia Economic Prospects, peningkatan investasi dalam sektor pertanian dan pangan dapat berkontribusi terhadap stabilitas ekonomi nasional dalam jangka panjang.

Namun, dari perspektif anggaran negara, pergeseran ini juga dapat menimbulkan risiko jika tidak diimbangi dengan strategi pengelolaan fiskal yang tepat. Laporan Kementerian Keuangan RI (2024) menyoroti bahwa pengeluaran besar untuk program sosial yang tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat mengarah pada ketidakseimbangan fiskal. Jika pendidikan dan kesehatan tidak lagi menjadi prioritas utama, pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya manusia (human capital) mungkin akan mengalami perlambatan dalam jangka panjang.

Tantangan dalam Implementasi Program

Meskipun Program Makan Bergizi Gratis memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terdapat beberapa tantangan besar dalam implementasinya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline