Lihat ke Halaman Asli

Aditya Pratama 475

Mahasiswa S1 - Sastra Indonesia - Universitas Pamulang

Konflik Sosial Tokoh Lansia dalam Drama Sepasang Merpati Tua Karya Bakdi Soemanto

Diperbarui: 3 Juli 2023   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

KONFLIK SOSIAL TOKOH LANSIA DALAM DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA)

Kehidupan manusia tentu ada konflik, awal permasalah, dan Akhir bahagia yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga karya sastra, tidak semua sastrawan mampu membuat atau menciptakan sastra yang menarik. Maka dari itu, Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang terinspirasi atau diadaptasi dari kehidupan pribadi maupun lingkungan disekitarnya sehingga terbentuk berbagai macam karya. Karya sastra dimaknai sebagai ungkapan batin seseorang melalui bahasa dengan cara menggambarkan peristiwa atau perasaan yang sedang dirasakan di kehiudpan nyata. 

Meskipun terinspirasi dari dunia nyata, tapi karya sastra dibuat secara imajinatif berdasarkan kemauan dari penulis itu sendiri. (Damono,2020) mengemukakan bahwa karya sastra tidak jatuh dari langit, tetapi diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan adalah anggota masyarakat; ia terikat oleh kelompok sosial tertentu yang pada gilirannya menyangkut pendidikan, agama, adat istiadat, dan segenap lembaga sosial yang ada di sekitarnya.

Drama merupakan karya sastra yang dipentaskan oleh dua orang atau lebih menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan percakapan dialog dan ekspresi gerakan para pemain. Suroso (dalam Salsabila and Devi, 2021) berpendapat bahwa drama sebagai karya sastra secara struktural memiliki elemen tokoh, jalan cerita, latar tema, dan amanat. Permasalahan dalam drama biasanya disajikan dalam cerita kehidupan sehari-hari atau fiksi yang membuat para penonton terpancing emosi dan pikiran mereka. Drama pada dasarnya merupakan jelmaan dari kehidupan nyata manusia yang dibuat dalam bentuk panggung pentas ditampilkan di depan banyak orang.

Sinopsis Drama Sepasang Merpati Tua Karya Bakdi Soemanto

 Ada sepasang suami istri yang sudah tua. Pada waktu malam hari, sang nenek sedang duduk di ruang tengah rumahnya sambil menyulam dan berbicara sendiri. Kemudian masuklah sang kakek keruang tengah sambil mengenakan kopiah, nenek pun terkejut, dan akhirnya kakek duduk menyendiri sambil membaca Koran. Kemudian nenek pun mendekati kakek, namun kakek kurang menyukai. Mereka pun menceritakan tentang cita-cita mereka. 

Kakek yang memiliki jiwa sosial memiliki cita-cita ingin menjadi diplomat, akan tetapi hal itu ditentang oleh nenek karena kakek ingin menjadi diplomat kolong jembatan, hal tersebut membuat nenek kesal pada kakek, hal tersebut sangat bertolek belakang dengan keinginan nenek untuk menjadi terkenal, memiliki kedudukan, dan jabatan yang tinggi, tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya yang hidupnya menderita.

Malam semakin larut mereka berdua masih duduk di ruang tengah, masih saja membicarakan kehidupan mereka, dengan usia yang sudah semakin tua nenek pun bertanya kepada kakek tentang kapan akan mati, selanjutnya menjelaskan bahwa memang harus siapsiap. Nenek mulai ketakutan terlebih ketika mereka mendengarkan lonceng jam dinding dua belas kali mereka berdua tidak hanya ketakutan namun juga kebingungan, bawasannya sebentar lagi akan pagi dan merasa usia semakin bertambah, namun sangakake masih dapat member pengertian pada nenek yang belum mengetahui ukuran adanya kehidupan. 

Dalam kehidupan bermasyarakat tentu akan selalu ada masalah-masalah yang bermunculan dan permasalahan tersebut ingin segera diselesaikan. Namun, kenyataannya permasalahan tersebut tak kunjung tuntas dan semakin bertambah. Hal ini disebabkan ulah para pejabat yang hanya menerima keluhan rakyat tanpa menyelesaikannya. ini yang diceritakan dalam pertunjukan 'Sepasang Merpati Tua'.

Dimana dalam kehidupan sosial masyarakat itu penuh dengan permasalahan yang mesti segera diselesaikan. Namun dalam kenyataan, masalah tak kunjung selesai, hal ini dikarenakan ulah para pejabat pemerintahan yang membiarkan masalah-masalah rakyatnya terus menumpuk. Sebagian kecil masalah yang diangkat dalam naskah ini adalah masalah sampah dan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan yang dibawah kolong jembatan.

Hasil Analisis Konflik Sosial

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline