Lihat ke Halaman Asli

Kasih Putih

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331473423714670673

Disebuah Panti Asuhan Kasih Ibu tinggal anak-anak yang kurang beruntung nasibnya, entah ditelantarkan orang tuanya di tong sampah, dijual, dititipkan tapi tak juga diambil, dan banyak lagi cerita miris dari mereka.

Bunga namanya, anak perempuan manis ini berumur 14 tahun, ia ditemukan di depan panti ketika itu ia berumur 2 tahun. Ia cantik, cerdas, dan bertingkah laku lembut bak perempuan di Kraton Jogjakarta.

Kemudian Bintang, ia juga penghuni panti seperti Bunga. Saat ini ia berumur 15 tahun dan bintang sudah berada di panti sejak 12 tahun silam. Ya, bisa dibilang dua anak ini adalah bibit unggul, mereka cerdas dan menarik serta keduanya sangat akrab serta memiliki kedekatan batin yang sangat erat.

oooOooo

Pada suatu ketika ada dua orang asing asal Belanda, pasangan tersebut sudah menikah 10 tahun lamanya tapi Tuhan belum mengizinkan mereka memiliki momongan, kemudian mereka putuskan untuk mengadopsi anak dan Panti Asuhan Kasih Ibulah yang mereka pilih.

Setelah melihat seluruh anak yang ada di panti, pasangan itu memutuskan akan mengadopsi Bunga dan berencana membawanya tinggal di Belanda. Mendengar hal tersebut Bintang merasa sedih dan bertanya kepada pengurus panti.

Bu, apa benar Bunga akan diadopsi orang asing itu?”. Tanya Bintang

“Iya Bintang, mereka memilih Bunga untuk diadopsi”. Jawab pengusrus panti dengan lembut

Kapan Bunga akan pergi, Bu?”. Bintang setengah menangis

Beberapa hari lagi, berkas sedang diurus”. Kata pengurus panti dan langsung meninggalkan Bintang dalam ketidakpercayaan

oooOooo

Hari itupun tiba, hari di mana Bunga akan meninggalkan tempat yang sejak kecil ia tinggali, kenangan-kenangan manis, tawa dan canda teman-temannya, juaga Bintang yang sudah menjadi belahan jiwanya.

Baik, terima kasih Bu, karena sudah membantu saya untuk mengadopsi Bunga”. Kata pasangan itu kepada pengurus panti dengan logat Indonesia yang tersendat-sendat

Sama-sama Tuan”. Jawab pengurus panti dengan sedikit merunduk

Mereka bertiga berjalan menuju mobil yang terparkir di luar panti. Hanya beberapa langkah sebelum sampai di mobil, bintang muncul dari dalam panti dan berteriak.

Buungaaaaaa”. Sambil berlari menghampiri

Bintang!”. Jawab Bunga

Jaga diri kamu baik-baik ya!”. Kata Bintang

sebenarnya aku enggak mau pergi Bintang”. Bunga hampir menangis

Kamu jangan bicara seperti itu, bukankah penghuni panti berharap seperti kamu? Merasakan kasih sayang orang tua walau bukan orang tua kandung, tapi setidaknya itu akan membuat statusmu jelas, dirawat, merasakan pelajaran di sekolah, dan banyak hal menyenagkan yang akan kamu rasakan”. Jelas Bintang

Iya Bintang, kamu benar! Aku akan kembali suatu saat nanti untuk menemui teman-teman di sini, khususnya kamu.” Kata Bunga sambil membasuh air matanya

Ya, berangkatlah! Aku akan menunggumu di sini, di tempat ini, walau kelak rambutku mulai memutih karena termakan usia karena cinta itu tak terbatas jarak dan waktu”. Kemudian sambil memegang pundak Bunga, Bintang berkata “Meskipun aku tak bersamamu saat kau mekar, tapi aku akan bersamamu saat kau layu!”

Terlihat air mata membanjiri wajah cantik Bunga dan tanpa bekata Bunga berjalan ke mobil Jaguar berwarna merah bernomor polisi AD 1 T dan mobil itupun berjalan kemudian terbias hilang di tikungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline