Lihat ke Halaman Asli

Aditya Nuryuslam

Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Mencermati Peran Pemerintah dalam Menjaga Keberlangsungan Sumber Air Tanah

Diperbarui: 4 November 2023   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penggunaan air tanah di rumah. Sumber: Shutterstock via kompas.com

Air bersih adalah salah satu kebutuhan penting manusia yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari hari. Tanpa air, bisa dipastikan tidak ada makhluk hidup di bumi ini. 

Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar air dalam tubuh manusia itu rata-rata di angka 60%. Jadi bisa dibayangkan betapa pentingnya air bagi kehidupan makhluk di muka bumi ini.

Permukaan bumi sendiri tertutup air sebanyak 71%, namun demikian 95,6% nya adalah lautan, artinya hanya 4,4% air permukaan yang merupakan air tawar dan dapat dimanfaatkan manusia untuk kehidupan sehari hari. Sedangkan di satu sisi, penggunaan atas air khususnya air tawar dari hari ke hari semakin banyak.

Air tawar yang menjadi air baku tanah pada prinsipnya membutuhkan sarana untuk dapat dijadikan persediaan air dalam tanah. Biasanya air hujan atau air permukaan yang dapat terserap di dalam tanah, dibantu pohon pohonan yang secara alami dapat menahan laju air untuk tidak terbuang sia sia dan pada akhirnya tidak dapat ditahan sebagai persediaan air tanah, meluncur terus ke laut dan tidak dapat dimanfaatkan oleh manusia.

Saat ini krisis air (tawar) bersih mulai muncul di beberapa negara, setidaknya ada beberapa penyebab munculnya krisis air bersih diantaranya penggundulan hutan khususnya di hutan hutan di lereng perbukitan dan pegunungan, penggunaan air tanah diluar batas kewajaran terutama digunakan oleh industri dan ketika dibuang ke sungai tidak dilakukan normalisasi kondisi airnya, alhasil air yang dibuang telah terkontaminasi limbah, massivenya pembukaan lahan untuk perumahan dan lokasi industri dengan tidak mengindahkan status tanah yang semestinya untuk pertanian dan perkebunan.

Untuk itu perlu kiranya masyarakat dan pemerintah bersatu padu menyamakan visi dan langkah guna penyelamatan lingkungan, khusunya untuk mereduksi krisis air bersih di tengah masyarakat. 

Kegiatan yang bisa dilakukan baik secara swadaya masyarakat ataupun peran aktif pemerintah yaitu berupa melakukan gerakan peremajaan bukit dengan penanaman hutan kembali atau reboisasi. Pemerintah juga dapat membuat infrastruktur penampungan air hujan yaitu dengan membuat embung atau danau buatan yang tujuannya agar air tidak terbuang sia sia ke laut. 

Dari kedua sistem penangkap air hujan atau air permukaan yang kemudian menjadikannya persediaan air tanah, yang paling efektif adalah dengan cara melakukan reboisasi. 

Selain menjadi sarana penampung persediaan air tanah secara alami, reboisasi juga memberikan multiplier efek positif lainnya seperti menghasilkan udara bersih dan segar, juga menjadi ruang hidup satwa liar serta menjadi obyek wisata alam bagi manusia.

Pekerjaan-pekerjaan besar dan masif diatas sangat sulit jika dilakukan oleh individu atau sejumlah kelompok secara parsial. Perlu peran aktif Pemerintah sebagai regulator untuk dapat mewujudkan kegiatan dalam skala besar dalam reboisasi hutan serta membuat embung, danau buatan atau bendungan dalam jumlah yang banyak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline