Lihat ke Halaman Asli

Aditya Nuryuslam

Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Indonesia Darurat Pendidikan Moral dan Bagaimana Solusinya

Diperbarui: 5 Oktober 2023   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMPAS/PRIYOMBODO 

Dunia pendidikan saat ini memang penuh tantangan dan perlu responsif dari pihak-pihak terkait guna meredam dampak negatifnya. 

Perubahan pola pendidikan formal, pergeseran moral serta evolusi proses belajar mengajar ini kadangkala berbenturan dengan kebutuhan pasar yang semakin kompetitif.

Pasar tenaga kerja membutuhkan calon pekerja yang siap pakai dalam waktu yang sangat singkat. Alhasil pendidikan merespon kebutuhan pasar dengan cara instan, dengan memberikan pelajaran dan pembekalan secara padat dan kadangkala mempersingkat proses, sehingga murid sebagai calon tenaga kerja memperoleh ilmu secara kurang mendalam. 

Selain itu, beberapa mata pelajaran yang sekiranya tidak mendukung pemenuhan skil calon tenaga kerja, dikurangi jam pelajarannya atau bahkan dihilangkan.

Pola pendidikan semacam ini, hanya akan mencetak murid-murid yang mirip dengan robot, pintar secara akademis tapi tidak memiliki akar filosofis keilmuan dan bahkan hampa jiwanya, karena tidak pernah terasah oleh ilmu-ilmu no eksak seperti moral dan budaya. 

Hal inilah yang menjadi salah satu problematika kita saat ini, dimana dunia pendidikan saya nilai gagal mencetak insan-insan manusia yang memiliki toleransi, moral dan etika digantikan dengan semangat persaingan yang tinggi, selfish atau hanya mementingkan diri sendiri, dan bukan tidak mungkin menjadi jiwa-jiwa yang sakit karena tidak tersentuh atas moral dan etika.

Banyak kasus yang muncul ke permukaan, dimana tekanan akan penguasaan ilmu secara instan ini, menyebabkan banyak anak-anak mudah terpapar frustasi. 

Jiwa jiwa frustasi inilah yang menjadi bibit degradasi moral akut, sehingga memunculkan kasus oknum murid pelajar yang menganiaya guru, munculnya fenomena bullying diantara murid peserta didik, hingga kasus-kasus kriminal yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak-anak dibawah umur.

Selain itu ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi degradasi moral anak peserta didik, diantaranya adalah kecenderungan orang tua lebih fokus mencari nafkah (tuntutan hidup) sehingga semua pendidikan diserahkan sepenuhnya ke sekolah. Padahal yang perlu dipahami juga bahwa, sekolah bukanlah satu satunya tempat mendidik anak, hal yang lebih penting adalah pendidikan diluar sekolah dan itu adanya di keluarga.

Akibat lain dari kurangnya pendidikan non akademis di lingkungan keluarga, adalah kemajuan teknologi khususnya di sektor teknologi informasi ini memang bak buah simalakama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline