Lihat ke Halaman Asli

Aditya Nuryuslam

Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Penipuan Digital: Semua Berawal dari Keingintahuan (Kepo) dan Keserakahan

Diperbarui: 26 Juli 2023   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilutrasi penipuan digital (Lindsey Lamont)

Dunia digital adalah sesuatu yang tidak bisa kita sangkal dan tidak bisa pula kita bendung. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di satu sisi mempermudah pekerjaan kita, namun di sisi lain ada sisi kelam yang harus pula kita waspadai mulai dari kecanduan permainan di gadget, ketergantungan yang sudah tidak normal, malas untuk bergerak alias mager hingga munculnya beragam jenis modus kejahatan yang berbasis teknologi.

Saat ini marak kita jumpai beragam jenis model penipuan yang menggunakan teknologi sebagai sarananya, sebut saja yang paling sederhana dan pasti semua pengguna gadget atau smartphone pernah menerimanya, yaitu email, sms atau wa yang isinya seolah olah kita dikontak dari sebuah brand atau perusahaan terkenal terkait pemenang hadiah yang menggiurkan. 

Di pesan tersebut, modusnya selalu meninggalkan nomor telp atau contact atau link yang bisa diakses si penerima pesan, dan ketika si korban menghubungi atau mengklik link tersebut maka mulailah serangkaian jebakan kejahatan bekerja dari model hipnotis, penipuan akses perbankan hingga di hack smart phone atau gadget nya sehingga seluruh data yang ada disedot penjahat.

Ada juga penipuan dengan menggunakan teknologi berbasis investasi, kembali lagi sifat dasar keserakahan manusia menjadi incaran atau target para penipu. Manusia kadang terlalu naif, maunya untung besar dengan usaha sesedikit mungkin. 

Penipu memancing korban dengan akan memberikan insentif yang tidak wajar dan logis, namun karena keserakahan si korban, semua data-data pribadinya diserahkan secara sukarela ke penipu online dengan harapan mendapatkan hadiah atau keuntungan atau cuan. 

Korban tanpa sadar dengan data yang telah dikuasai penipu, maka akan sangat mudah si penipu melancarkan aksi menguras tabungan dan simpanan di bank, data korban juga bisa digunakan untuk apply pinjaman online dan beban pembayaran pinjaman akan menimpa ke si korban. 

Contoh diatas adalah jenis penipuan "klasik" dengan menggunakan media teknologi simple untuk menjebak mereka yang dikategorikan kurang waspada, dan sedikit greedy alias ada unsur keserakahan. Untuk orang yang awam dan kurang update informasi serta mayoritas yang berpendidikan rendah, sangat rentan dengan jebakan penipuan ini. 

Namun lambat laun dengan beragamnya pemberitaan, kesaksian dan informasi yang masif, jenis penipuan ini bisa dibilang sudah jarang yang memakan korban, walaupun sampai dengan saat ini, saya yakin para pembaca semua masih saja menerima baik itu SMS, WA atau pesan elektronik lainnya dengan konten jebakan penipuan namun rekan-rekan semua sudah tidak mempedulikannya.

Tidak hanya model kejahatan klasik seperti diatas yang masih marak, jenis jebakan kejahatan lainnya berupa pemerasan menggunakan teknologi yang lebih canggih adalah dalam bentuk Phising. 

Apa itu Phising? Menurut laman hostinger tutorial, Phising adalah penipuan online yang dilakukan melalui email, link, website, atau telepon palsu yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline