Lihat ke Halaman Asli

Aditya Nuryuslam

Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Dunia Tidak akan Kiamat Tanpa WhatsApp

Diperbarui: 24 Januari 2021   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://style.tribunnews.com/

Di awal tahun 2021, kita disuguhkan drama "ancaman" dari raksasa social media yang akan mengeluarkan kebijakan cukup drastis dan fenomenal bagi para penggunanya. Dikutip dari harian Kompas tanggal 12 Januari 2021 setidaknya terdapat 5 poin kebijakan baru yang wajib diketahui oleh semua orang terutama pengguna WhatsApp.

Pertama, pengguna WhatsApp diharuskan menyerahkan data kepada Facebook sebagai induk konsorsium jika ingin masih menggunakan aplikasi tersebut secara gratis alias tidak berbayar. Yang kedua adalah kebijakan ini akan berlaku mulai 8 Februari 2021, dan bagi yang tidak setuju akan kebijakan ini, maka pengguna dapat menghapus akunnya. 

Yang ketiga adalah jenis-jenis data pengguna WhatsApp yang diserahkan atau dibagikan kepada Facebook berupa (1) data akun yang terdiri dari nomor telephon, foto profil, nama profil dan status, (2) informasi penggunaan telephon yang berupa untuk tujuan apa baik dalam bentuk chat atau telephon, jam berapa dan jumlah pesan yang dikirim/diterima. (3) fitur-fitur pembelian yang terkoneksi dengan aplikasi WhatsApp, termasuk didalamnya detail informasi pembayaran seperti penggunaan WhatsApp Pay (4) informasi lokasi pengguna WhatsApp (5) data kondisi jaringan lalu lintas pengguna (6) pemberian akses seluruh kontak ponsel pengguna WhatsApp.

Yang keempat adalah data yang (telah) dibagikan ke Facebook adalah data per tahun 2016. Pembagian data di tahun 2021 ini ditekankan pula pada perpesanan WhatsApp Bussiness yang menggunakan infrastruktur hosting facebook untuk percakapan WhatsApp hal ini diartikan termasuk data percakapan akun bisnis disimpan di server Facebook. 

Dan yang kelima adalah Sistem Enskripsi end-to-end masih dipertahankan sehingga baik percakapan ataupun tesan text yang sifatnya pribadi akan teracak dengan sistem algoritma WhatsApp dengan demikin, mereka menjamin (katanya) semua pembicaraan dan pesan masih aman.

Tidak bisa dipungkiri, banyak pengguna WhatsApp yang resah dengan kebijakan diatas, dan menganggap bahwa kebijakan tersebut sudah tidak relevan dijaman yang menganggungkan privasi dan hak azasi manusia. Di sisi lain masyarakat juga dirasa tidak perlu khawatir yang berlebihan, hal ini mengingat WhatsApp bukanlah satu-satunya aplikasi koneksi interaksi antar manusia. Perlu kita pahami bersama bahwasanya aplikasi atau produk apapun walau sekelas WhatsApp pun bisa tumbang dan hancur jika mulai memaksakan kehendak. 

Masih segar dalam ingatan kita bahwa bagaimana powerfull dan digdaya nya aplikasi BlackBerry Massangers (BBM). Blackbarry yang di tahun 2004 hingga 2012 begitu powerfull menggenggam dunia pertelekomunikasian dengan aplikasi BBM nya, tak pernah terbayangkan ataupun terprediksi bakal hancur lebur tak berbekas setelah tahun 2012. 

Munculnya WhatsApp yang kala itu begitu fenomenal menjadi biang kerok Blackberry terjun bebas ke dasar persaingan telekomunikasi. Kepongahan Blackberry yang menguasai BBM secara monopoli dilibas tanpa sisa oleh aplikasi WhatsApp yang kala itu sistemnya bisa dibandling di semua jenis ponsel, tidak seperti BBM yang hanya dikuasai penuh oleh Blackberry. 

Agak mundur kebelakang kita melihat bagaimana detik-detik remuk redamnya raksasa ponsel dunia "NOKIA" yang ketika tahun 2000-an. Bisa dibilang tidak ada seorangpun yang akan memperkirakan atau memprediksi bahwa raksasa perusahaan ponsel ini akan tumbang, remuk berkeping keping bahkan sempat hampir pailit gara-gara munculnya Blackberry dengan BBM nya.

Apalagi di dunia yang saat ini perkembangan teknologinya sangat cepat, akan dengan sangat mudahnya bagi sebuah produk yang dinilai konsumen tidak bisa memenuhi ekspektasi pasar, akan dengan sendirinya lambat laun ditinggalkan oleh konsumennya dan beralih ke kompetitornya yang notabene memberikan pelayanan, kemudahan dan proteksi kenyamanan bagi konsumennya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline