Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh Kemdikbud dengan tujuan untuk mengajar, membantu adaptasi teknologi, dan membantu administrasi sekolah dan guru daerah terpelosok. Salah satu sekolah yang menjadi sasaran dari program Kampus Mengajar adalah Sekolah Dasar Negeri 2 Tenjolaut (SDN 2 Tenjolaut) yang berada di Kampung Puteran, RT.04 RW.07 Desa Tenjolaut, Kabupaten Bandung Barat.
Pada program Kampus Mengajar mahasiswa yang terpilih untuk bertugas dengan mengikuti program memiliki tanggung jawab dalam membantu pihak sekolah dalam proses Mengajar, membantu adaptasi terhadap teknologi, dan membantu administrasi sekolah. Selain itu, mahasiswa Kampus Mengajar memiliki tanggung jawab dalam memperbaiki karakter siswa dan meningkatkan minat belajar siswa setelah satu tahun siswa mengalami lost learning karena pandemi.
Program ini berlangsung selama satu semester dan dilakukan secara hybrid. Pelaksanaan pelatihan dari kementrian dilaksanakan online sedangkan mahasiswa yang bertugas menetap di daerah dekat sekolah dan mengajar langsung di sekolah. Karena hal tersebut, kegiatan kampus mengajar ini memiliki bobot SKS sebanyak 20 SKS yang bisa dikonversikan. LPPM UPI memberikan penawaran tersebut bagi seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia salah satunya untuk dikonversi menjadi nilai dari kegiatan KKN Rekognisi, mengingat kegiatan kampus mengajar dan KKN Tematik yang mirip.
Dalam kegiatan kampus mengajar ini, tim yang bertugas di SDN 2 Tenjolaut memiliki beberapa program yang bisa membantu sekolah dalam hal peningkatan sumberdaya manusia. Salah satunya yaitu seminar pembuatan media pembelajaran inovatif yang diikuti oleh guru satu gugus dewi sartika. Seminar dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2022. Kegiatan dapat dinyatakan berhasil, karena dihadiri oleh lebih dari 30 partisipan dan acara berjalan sesuai rencana. Namun tentunya terdapat beberapa kendala internal dan eksternal.
Selain itu tim yang bertugas membantu guru melatih siswa-siswa untuk mengikuti beberapa perlombaan. Pelatihan tersebut membuahkan hasil yang memuaskan karena siswa-siswa tersebut mendapatkan gelar juara di tingkat kecamatan.
Untuk membantu administrasi di bidang sarana dan prasarana, mahasiswa mengadakan kegiatan donasi yang dilaksanakan selama 10 pekan. Mahasiswa menyebarkan poster donasi setiap pekan untuk mendapatkan bantuan donasi dari masyarakat. Program donasi yang dilaksanakan selama 10 pekan dapat dilaksanakan dengan cukup baik, karena total tim yang bersangkutan dapat memberikan donasi kepada sekolah buku bacaan anak sebanyak 35 buah. Buku yang diberikan merupakan buku cerita anak, ilmu pengetahuan, ensiklopedia, dan hiburan. Buku-buku tersebut disimpan di perpustakaan sebagai bahan bacaan siswa.
Keberhasilan mahasiswa tim kampus mengajar SDN 2 Tenjolaut ini tidak terlepas dari banyaknya bantuan yang diberikan baik dari pihak panitia kampus mengajar, para guru SDN 2 Tenjolaut, pemerintah dan warga Desa Tenjolaut, Dosen Pembimbing Lapangan, rekan-rekan yang saling bekerja sama, maupun siswa yang dengan antusias selalu ingin tahu dan mau belajar untuk mengejar mimpi-mimpi mereka yang mulia. Walaupun ada beberapa kekurangan yang dimiliki dalam memberikan bantuan kepada sekolah maupun masyarakat, mahasiswa merasakan bahwa program Kampus Mengajar Angkatan 3 ini merupakan sebuah terobosan inovatif yang diberikan pemerintah untuk membangun pendidikan yang merata di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H