Fenomena Bitcoin yang belum lama ini sangat santer menjadi topik pembicaraan dalam bidang investasi cukup menarik perhatian. Harga Bitcoin yang sempat melambung dengan sangat tinggi di awal tahun 2018 telah banyak menghasilkan Jutawan mendadak sebagai akibat dari investasi dengan keuntungan yang berkali-kali lipat.
Akan tetapi, diakhir tahun 2017 terjadi market crash yang menyebabkan bitcoin turun dengan drastis. Recovery yang terjadi pada kurun waktu desember 2017 - Januari 2018 tidak cukup untuk mempertahankan sentimen bullish dari bitcoin itu sendiri. Tentunya, para pemilik bitcoin yang terlanjur membeli pada saat harga tersebut sedang tinggi mengalami kerugian yang sangat besar, bahkan tidak sedikit yang mengalami Margin Call atau habisnya uang yang telah diinvestasikan pada akun trading bitcoin tersebut.
Tentunya hal tersebut menjadi pengalaman yang cukup menyeramkan bagi para trader ataupun investor bitcoin. Terutama mengingat baru-baru ini pun terdapat isu dimana beberapa perusahaan pembayaran serta toko online terkemuka menyatakan penolakannya untuk memakai bitcoin sebagai alat pembayaran (Paypal, Amazon dan Alibaba).
Meski demikian, pergerakan yang terjadi di pasar bitcoin justru menunjukkan hal yang sangat berbeda. Adanya isu yang keluar pada tanggal 27 Juni 2018 tersebut tidak memberikan dampak yang cukup signifikan pada pergerakan harga dari bitcoin dimana adanya isu tersebut justru memunculkan sebuah sinyal akan adanya kemungkinan bahwa harga bitcoin akan kembali menguat.
Analisa teknikal terhadap pergerakan harga bitcoin menunjukkan adanya kemungkinan terbentuknya sebuah motif inversi Head&Shoulder dimana motif ini merupakan sebuah ciri kuat akan terjadinya pembalikan dari harga. Motif ini biasanya muncul pada saat harga bergerak pada area puncak ataupun dasar dimana terdapat pembeli yang siap melakukan pembelian di area harga 5000-6000.
Bagi ada yang telah akrab dengan trading tentunya mengetahui kutipan dari seorang investor ternama yaitu Baron Rothschid yang mengatakan "Buy when there's blood on the street" yang apabila kita ibaratkan dengan apa yang terjadi pada bitcoin, tentunya market crash yang terjadi telah menelan begitu banyak korban baik dari kalangan investor maupun trader retail dimana saat ini adalah saat yang sebetulnya sangat tepat bagi mereka yang ingin melakukan spekulasi terhadap bitcoin karena batasan harga 5000 adalah sebuah batasan Fair Value apabila sebelumnya kita melakukan perata-rataan terhadap pergerakan harga yang telah terjadi di tahun 2016-2017 yang lalu.
Oleh karenanya tidaklah mengherankan apabila harga tidak mampu menembus lebih bawah dari angka 5000 maka harga akan kembali bergerak naik untuk kembali mencoba mengejar kejayaannya yang sebelumnya telah terjadi. Seiring dengan berkembangnya era digital tentu tidak mengherankan apabila di kemudian hari terjadi perubahan paradigma akan metoda pembayaran dimana bitcoin kembali dipandang sebagai sebuah alat tukar digital yang memiliki prospek serta dapat memfasilitasi berbagai pembayaran secara jauh lebih mudah.
Akhir kata, meski terdapat kemungkinan bitcoin dapat kembali meraih nilainya yang telah hilang namun hal tersebut hanyalah sebuah analisa dan masih bersifat probabilitas. Oleh karenanya, tetaplah bijak dalam berinvestasi. Salam sukses untuk anda semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H