Lihat ke Halaman Asli

Pulau Buru

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

seperti padi yang mulai menguning…
senja di buru mulai memeluk hangat
seketika air mata merias wajah yang hening
damai, bersahabat, begitu lekat

aku ingin berlari
melepas senja yang setia peluk lelahku
berlari entah berdiri
berdiri diatas bumi terpaku

senyuman itu,
canda, tawa dan airmata…
lelaki itu, perempuan itu
tak kunjung lelah merangkul harta

harta yang hanya mimpi
tak jua kuberi
tak urung ku lepas
meski aku tersengal nafas

dimensi waktu bengis berputar
kenangan lampau kadang merajuk
aku…, berdalih barang sebentar
wahai angin utara jangan kau lupa memberi sejuk

untuk mereka
kepada bapak, ibu, buyung dan upik
jangan pula tuhan kau saji neraka
karena mereka aku melepas pelik

keluarga, mereka, dan aku
meregang langit begitu bersih
setiap jejak, mereka hilangkan liku
ibu, bapak, buyung, dan upik, terima kasih…

August 19th, 2008




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline