Lihat ke Halaman Asli

Ayu

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

seketika jantungku berdetak kencang, seiring ramah pesona bayu di langit malam. diantara himpitan jemari, penatnya hari, kembali kulihat ia disini. jendela mata ku begitu syahdu, harum lembut aura hadir selaksa makna, hiasi bintang timur yang mulai dewasa. hmm.. ayu, gumamku lembut.

wahai malam yang setia menemaniku, lihatlah ia. begitu ayu, karena memang hanya ayu, dan ia ayu. selimut hati berdesis hangat, hidupkan lentera yang mulai usang diantara salah dan dosa. ayu… harapan indah itu sudah di depan mu, dan mawarku yang tetap merah ini, mengiringi setiap mimpi harimu.

binatang malam, bulan dan bintang, yakini aku tentang nya. tentang ayu yang begitu ayu, tentang harap dan doa, tentang angin, tentang apa sajalah, asalkan ia tetap ayu. riuh suara mesin mesin penarik nafsu diluar sana tak lagi ku peduli, ku telah terpaku sifat ayu nya, matanya, wajahnya, seluruhnya.

malaikat malam berbisik tenang, teruslah bermimpi jangan kau usik bumi. malam tetaplah malam, yang esok kan pergi dan pasti kembali. ayu.. jangan kau ganggu, usah kau lara sendiri, biarkan ia kepakkan sayap ayu nya, terbang tinggi, arungi jiwa yang bermain dengan perasaan, tentang galih dan ratna.

ayu.., janganlah layu sebelum berkembang
karena percaya engkaulah satu ayu ku, satu ku kenang
ayu.., maafkan atas rasa yang kerap tercipta
karena hanya aku lelaki, dan engkau wanita…

August 20th, 2008




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline