Lihat ke Halaman Asli

Pesulap Indonesia, Cermin Masyarakatnya

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Semalam, gue nonton sulap-sulapan di RCTI. Kenapa gue bilang sulap-sulapan? Ya karena topik utamanya adalah si Pesulap Bertopeng, seorang pesulap yang terkenal karena dia punya acara yang isinya membongkar trik-trik sulap dunia. Mulai dari trik sulap kacangan sampai trik sulap nomor wahid. Jadi pada acara sulap-sulapan ini, Sabtu (26/11), dia datang ke Indonesia dan membongkar rahasia sulapan-sulapannya para pesulap Indonesia. Begitu.

Fenomena pesulap bertopeng ini sebetulnya udah terkenal banget dari zaman gue SMA dulu. Hei! Itu sekitar 10 tahun lalu! Kenapa baru muncul di Indonesia hari gini??! Gue ngga tegang lagi saat di akhir acara ini dia buka topeng, karena gue dah tau siapa orang dibalik topeng itu.

Oke. Cukuplah tentang pesulap bertopeng ini. Karena yang luar biasa buat gue dari acara ini adalah betapa gue tiba-tiba dapat gambaran tentang karakter orang-orang Indonesia yang ternyata sangat terwakili dari pesulap-pesulapnya! Yang paling jelas terlihat dari para pesulap kita -atau mereka biasa menyebut diri mereka sendiri sebagai The Master, adalah mereka lebih banyak ngomong daripada actionnya.

Ada pesulap di Indonesia yang hobinya bikin prediksi, ada yang jago banget dengan angka/ hitung-menghitung, sampai yang spesialisasinya menghipnotis. Pernah liat kan saat mereka lagi beraksi?! Endingnya dikit kan?! Antiklimaks dibandingkan dengan omongannya yang bisa makan waktu setengah jam. Dan ujung-ujungnya apa? Pasti ketebak jawabannya.

JRENG!! Angka yang dipilih seseorang sama dengan yang diprediksi. JRENG!! Orang-orang dalam pengaruh hipnotis dan melakukan hal-hal yang jadi bahan tertawaan penonton. Dan "JRENG!!" "JRENG!!" lainnya. Lebih lama bagian ngomongnya kan dari pada "JRENG!!"-nya?!

Ini ngingetin gue sama calon-calon pemimpin kita pas lagi kampanye, betul?! Ngomong heboh ini-itu, mau perbaiki ini-itu, janji sana-sini, tapi ujung-ujungnya selalu ketebak. Janji ya tinggal janji, tanpa realisasi. Actionnya ya ngga lebih dari omongan yang banyak tadi itu.

Permainan pesulap Indonesia mencerminkan masyarakatnya
Kita mulai dari pesulap kita yang jagonya bikin prediksi. Sekarang kita semua mengerti kan kenapa masyarakat kita masih banyak yang lebih percaya jalan pintas, misalnya ke dukun?! Ini juga yang jadi alasan aneh buat gue karena orang-orang kayak Ki Joko Bodo di negara ini ngetop gila! Tajir! Plus anggota boyband. Fiiuuhh!

Lalu pesulap yang spesialisasinya menghipnotis. Ini sering banget kita dengar di berita; Orang kampung datang ke kota, tanpa sadar uang dan barang berharga bawaannya hilang. Ya begitulah kenyataannya di sini. Ngga heran kan kenapa di negara ini banyak orang kena tipu daya?! Dari mulai korupsi sampai SMS mama. Bah!

Berikutnya adalah pesulap yang sukanya main angka alias hitung-menghitung. Ya udahlah ya, namanya juga hobi main angka, ngga perlu gue jelasin kan kenapa seringkali kita dengar di "atas" sana banyak angka dimainkan?! Hebatnya orang-orang di "atas" ini adalah mereka bisa memprediksi angka yang akan muncul di akhir, sama seperti para pesulap kita ini. "Wani piro??!" gitu tapi ujungnya.

Ada pesulap yang lucu. Signaturenya selalu meminta bantuan penonton; "mohon dibantu yak! penonton mohon bantu yak! sim salabim jadi apa prok..prok..prok!!". Begitulah ciri masyarakat Indonesia yang (katanya) besar rasa tolong-menolongnya, tenggang rasa, tepo seliro, bla..bla..bla. Termasuk tolong-menolong dalam memutuskan hukuman. Di Cina, hukuman para koruptor adalah hukum gantung. Di Indonesia, para koruptor hukumannya yang digantung! "Wew!" gitu bahasa anak zaman sekarang.

O iya, ada satu orang lagi yaitu yang sulapnya ekstrim. Pesulap ini emang ngga pernah ngomong. Hobinya makan paku, guling-guling di beling, tiduran di paku, sayat-sayat kulit pakai golok, dan semacamnya. Ini benar-benar menunjukkan karakter bangsa kita yang lebih pilih kekerasan dibandingkan musyawarah. Mulai dari wakil rakyat sampai rakyat jelatanya sendiri. Lucu ya mereka?! Yang wakil rakyat; muka udah berkerut, rambut beruban, setelan jas, tapi ngga malu ngajak berantem cuma karena ngga sepaham. Yang anak-anak sekolah hobinya tawuran...gue cuma mau bilang, "cemunguuudh ea kakaaa..!!".

Dan yang paling akhir adalah penggambaran tentang karakter orang Indonesia dari acara sulapnya itu sendiri. Pada acara kemarin malam, omongan si pesulap bertopeng di translate setiap beberapa kalimat, oleh seseorang yang (anehnya) ikut-ikutan pakai topeng, dan terjemahan Bahasa Indonesianya kaku banget. Padahal Bahasa Inggrisnya tuh bule umum kok. Tanpa perlu level English intermediate pun orang bisa mengerti. Buat gue, ini menggambarkan bahwa orang Indonesia (dianggap) tidak cukup teredukasi untuk bisa memahami omongan si bule itu. Begitulah masyarakat Indonesia, seringkali menganggap rendah bangsanya sendiri.

Melalui acara ini juga kita bisa lihat terlalu banyaknya dramatisasi waktu dan adegan yang (sumpah) bikin cape, sebel, pengin nyakar orang, dan semacamnya, contohnya pas si pesulap mau mengakhiri triknya. Misalnya si pesulap mau membuka kotak prediksi:

**drum roll**

**kamera zoom ke kotak prediksi**

**pesulap membuka gembok pelan-pelan**

**narasi**

**(masih) narasi (cuma kali ini heningnya lebih lama)**

**drum roll makin klimaks..!!**

**"...SETELAH YANG SATU INI!" si MC nyamber**

**"@#*!i!+$%!!...," hati gue berteriak sambil lempar remote TV**



Kolaborasi yang indah dari Indonesian Idol + sinteron ya!? Ini emang Indonesia banget! Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline