Lihat ke Halaman Asli

Koalisi Skandal Para Raksasa

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14015275831938201895

Salah satu butir Visi Misi pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa berbunyi: ‘Mengurangi pinjaman luar negeri baru oleh pemerintah, baik multilateral maupun bilateral, dengan target menjadi NOL pada tahun 2019.’ Dengan kata lain, Prabowo-Hatta berjanji untuk tidak akan berutang kepada siapapun dalam mengelola republik ini.

Dahsyat, bukan? Ya, kedengarannya demikian. Namun kita lihat realitanya: Koalisi Prabowo-Hatta diusung oleh orang-orang pecinta utang. Prabowo sendiri adalah pengutang kelas kakap. Salah satu perusahaan Prabowo bernama Kertas Nusantara nyaris bangkrut pada tahun 2012 dengan jumlah utang Rp15 trilyun. Kekayaan Prabowo sendiri yang terakhir tercatat di KPK tidak sampai 15 milyar atau hanya satu per seribu dari nilai utang perusahaannya! (tempo.co/ --> http://bit.ly/SlhG9F)

[caption id="attachment_326658" align="aligncenter" width="499" caption="Hutang Prabowo dan Bakrie (Sumber: diolah dari tempo.co)"][/caption]

Adik kandung Sang Jenderal juga bukan orang yang jauh dari persoalan. Hashim Djojohadikusumo, penopang finansial utama Prabowo Subianto sempat menjadi tersangka Kasus Pelanggaran Batas Minimum Pemberian Kredit (BMPK) Bank Industri pada tahun 2002. (m.liputan6.com/ --> http://bit.ly/RNXTz4). Hashim juga pemegang 50% saham PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) yang terjerat utang dan diduga merugikan negara sebesar Rp9,2 triliun. Namun hingga hari ini, kasus ini belum pernah merambah ke meja hijau. (aktual.co/ --> http://bit.ly/1tZo9Vs). Juga kasus hilangnya sejumlah arca dari Museum Radya Pustaka Solo yang berhasil ditemukan di rumah Hashim Djojohadikusumo, Kemang, Jaksel (antaranews.com --> http://bit.ly/1mBLKqJ). Yang terakhir ini meski tidak melibatkan nilai rupiah yang bombastis, namun patut dipertanyakan sikap Hashim akan warisan budaya bangsa.

[caption id="attachment_326653" align="aligncenter" width="663" caption="Hashim Djojohadikusumo sebagai tersangka pencurian arca di Solo (Sumber: http://media.viva.co.id/)"]

14015267581889551434

[/caption]

Komitmen Hatta Rajasa untuk menghapus utang lebih meragukan lagi. Rekam jejaknya bertolak belakang dengan Visi Misinya sendiri. Mengutip Fahmi Habcy, jumlah utang Negara melonjak 50 persen sejak 2009 dari Rp 1.590 triliun sampai dengan Rp 2.200 triliun per september 2013. Ini menunjukkan bahwa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan pembantunya Hatta Rajasa selaku Menko Perekonomian tidak mencerminkan semangat untuk mengurangi utang Indonesia. (tribunnews.com --> http://bit.ly/RNRow5)

[caption id="attachment_326656" align="aligncenter" width="473" caption="Hutang Negara selama Hatta Rajasa menjabat Menko Perekonomian (diolah dari tribunnews.com)"]

1401527335143505227

[/caption]

Bagaimana dengan penumpang lain dalam koalisi? Ada nama yang sulit dicari tandingannya dalam berutang: Aburizal Bakrie. Ketua Umum Partai Golkar ini sudah tersohor gemar berutang. Perusahaan keluarga Aburizal yang terhimpun di bawah naungan Grup Bakrie ini memiliki jumlah utang yang tak kalah hebat.

Data Bloomberg menunjukkan, sekitar US$2,7 miliar (hampir Rp30 trilyun) utang Grup Bakrie akan jatuh tempo dalam setahun ini, sementara perusahaan-perusahaan itu dalam setahun ini menangguk rugi sebesar US$892 juta (setara 10,4 trilyun).

Surat utang PT Bakrie Telecom  yang jatuh tempo pada 2015 nanti, kini diperdagangkan 12 sen per dolar AS setelah gagal melakukan pembayaran kupon pada November lalu. Obligasi PT Bakrieland Development jatuh tempo 2015, diperdagangkan 30 sen setelah masuk pembahasan penundaan pembayaran.

Surat utang PT Bumi Resources Tbk yang jatuh tempo 2017 dijual seharga 60 sen. Hingga September 2014 nanti, utang jatuh tempo BUMI mencapai US$893,3 juta, PT Bakrie & Brothers sebesar US$365,5 juta, dan PT Energi Mega Persada mempunyai tanggungan utang US$241,9 juta. (ipotnews.com --> http://bit.ly/1pG8vf4)

"Seluruh kelompok usaha Bakrie saat ini tidak berada dalam kondisi yang konstruktif," kata Nitin Soni, analis Fitch Rating Ltd, dalam wawancara dengan Bloomberg.

[caption id="attachment_326657" align="aligncenter" width="491" caption="Hutang Perusahaan Bakrie (Sumber: diolah dari ipotnews.com)"]

1401527484793935219

[/caption]

Berita terbaru, meski belum ada pernyataan resmi dari Partai Demokrat mengenai kepastian koalisi dengan Prabowo-Hatta, kabar tersebut sudah beredar cukup kencang. Dan jika ini terjadi, maka lengkap sudah gerbong koalisi ini ditumpangi orang-orang dengan segudang masalah. Selama Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai presiden, Dinasti Cikeas masih tak tersentuh meski gempuran skandal menghantam bertubi-tubi, utamanya seputar kasus Century dan Hambalang.

Tentunya Cikeas akan berusaha mati-matian untuk bergabung dengan koalisi yang dapat memberikan jaminan untuk mengubur dalam-dalam skandal mereka. Dan kita tahu, peluang untuk bersekongkol itu terbuka lebar jika bergabung dengan Prabowo-Hatta. Faktor hubungan keluarga SBY-Hatta juga tidak bisa diabaikan untuk melanggengkan Dinasti Cikeas.

[caption id="attachment_326655" align="aligncenter" width="630" caption="Dinasti Cikeas (Sumber: http://img.lensaindonesia.com/)"]

14015270831703442305

[/caption]

Mencermati situasi dan kondisi tersebut di atas, akal sehat akan mempertanyakan Visi Misi Prabowo-Hatta menghapus utang RI menjadi nol, sementara rombongan koalisinya adalah orang-orang yang punya masalah besar dengan utang.

Yang lebih realistis untuk terjadi adalah: jika Prabowo menjadi Presiden, ia akan berpeluang besar untuk menghapuskan utangnya sendiri. Demikian pula halnya dengan Aburizal Bakrie. Sudah bukan rahasia lagi, APBN negara kita ini masih rawan akan kebocoran. Dinasti Cikeas juga akan dapat bernafas lega, dan tentunya Hashim Djojohadikusumo akan makin leluasa untuk memainkan bisnis dan mengoleksi benda-benda antiknya.

Tahun ini saja, anggaran republik tercinta ini diperkirakan menembus Rp2000 trilyun. Jika 5% saja dari anggaran nasional bocor, nilainya mencapai Rp100 trilyun. Ini lebih dari cukup untuk melunasi semua utang Prabowo dan Aburizal. Sisanya mungkin bisa dibelikan beberapa helikopter, arca kuno, dan kuda baru : )

[caption id="attachment_326659" align="aligncenter" width="620" caption="Ksatria Penunggang Kuda (Sumber: http://statik.tempo.co/)"]

14015276871179818347

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline