Pernahkah Anda merasa ada yang salah dalam perusahaan yang sedang Anda jalani? Merasa beban tugas atau pekerjaan tetap saja menumpuk meski sudah mendekati deadline? Mungkin salah satu penyebabnya adalah Anda memiliki karyawan atau pihak bersangkutan yang tidak kooperatif.
Cooperative atau biasa dikenal dengan sebutan Kooperatif ialah mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Etin Solihatin mengatakan bahwa pada dasarnya sikap kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur.
Karakteristik di dalam pekerjaan ini bukanlah semata - mata sarana untuk memenuhi kebutuhan fisik karyawan. Bahkan memiliki nilai lebih dari itu, karena secara langsung akan mendukung aspek-aspek psikologis lain seperti : harga diri,kebanggaan, rasa berarti dan juga status sosial (Kartono, 1981).
Oleh karena itu sifat - sifat atau unsur - unsur yang ada di dalam suatu pekerjaan harus kaya dengan dimensi - dimensi yang mampu mendukung pengembangan sikap kooperatif karyawan serta tanggung jawab terhadap perusahaan. Kenyataan pada kehidupan masa sekarang yang semakin individualis dan kompetitif menimbulkan banyak masalah yang kompleks dalam kehidupan dunia kerja khususnya di perusahaan. Sikap kerja yang tidak kooperatif berawal dari penolakan terhadap pandangan manusia yang bersifat mekanistis yaitu manusia hanya sebagai mesin dalam suatu organisasi.
Contoh kasusnya saat anggota perusahaan mempresentasikan usulan dalam sebuah meeting, namun seorang karyawan justru asyik bermain ponsel. Ketika Presentator mempersilakan memberi kritik atau saran, seorang karyawan ini pasti menjawab "Saya Setuju !" tanpa mengetahui apa yang baru saja dipresentasikan. Keputusan tersebut mungkin biasa dianggap sebagai hal sepele. Tetapi, pada dasarnya dapat memengaruhi arah maupun tujuan perusahaan. Jika saja hal yang dipresentasikan merupakan trobosan yang inovatif bagi perusahaan tentu tidak akan menjadi masalah. Jika tidak? dampak buruk yang berkepanjangan pasti akan terjadi.
Menurut Priyatama (2003), sikap kooperatif karyawan dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya adalah persepsi karyawan terhadap karakteristik pekerjaan. Ditambahkan oleh Sims et al (Sulasmi, 2005) karakteristik pekerjaan selain mengandung otonomi juga terdapat unsur keterlibatan kerja dan kerja sama antara karyawan. Hal ini mencakup kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan rekan kerja dan loyalitas keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan.
Karyawan yang memiliki persepsi positif terhadap sikap kooperatif maka karyawan tersebut akan semakin berorientasi di bidang pekerjaannya. Karyawan akan menekuninya dengan konsentrasi dan tanggung jawab yang disertai perasaan senang sampai diperoleh hasil yang memuaskan dan tinggi kualitasnya.
Sikap kooperatif yang ditunjukkan dengan kerjasama dapat memberikan keuntungan bagi suatu organisasi dan berpengaruh baik pada para anggotanya, diantaranya :
- Kooperatif dapat mempertinggi produktivitas kerja dibandingkan kerja secara sendiri-sendiri.
- Terjalinnya kerjasama dan komunikasi diantara para anggota akan membantu seseorang untuk dapat membuat keputusan dengan baik.
- Adanya kerjasama yang baik dan dilandasi dengan saling pengertian akan menghasilkan suatu aktivitas perusahaan yang dinamis.
- Produktivitas kerja dari para karyawan secara otomatis akan dapat meningkatkan kualitas perusahaan.
Ini adalah prinsip sinergi, yaitu bahwa suatu kesatuan adalah lebih baik dibandingkan dengan sejumlah bagian - bagian. Riset membuktikan bahwa pada banyak bidang aktivitas dan upaya manusia, kerjasama secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik (Leavit, 1986).
Dengan demikian, sikap kooperatif ini sangat penting karena dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri.