" Perjalanan Singkat di Balik Daftar Hitam Buku Abad ke-21: Menyingkap Tujuh Karya yang Dilarang "
Pengantar
Buku seringkali menjadi sumber konflik dalam masyarakat, karena gagasan-gagasan yang mungkin kontroversial dan dapat menantang nilai-nilai yang dipegang oleh sekelompok orang. Pelarangan buku di seluruh dunia masih terjadi hingga saat ini, dan dapat dianggap sebagai bentuk sensor kuno dalam upaya untuk menjaga kestabilan sosial atau mempertahankan kekuasaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh buku yang dilarang di beberapa tempat pada abad ke-21.
Buku-Buku yang dilarang
Salah satu buku yang masuk dalam daftar larangan adalah "Lajja" karya Taslima Nasrin. Dalam novel ini, penulis menggambarkan peristiwa kekerasan antara Muslim dan Hindu di Bangladesh, yang membuat pemerintah setempat melarang buku tersebut. Lajja adalah sebuah novel berbahasa Bengali karya Taslima Nasrin, seorang penulis dari Bangladesh. Buku tersebut pertama kali diterbitkan pada tahun 1993 dalam bahasa Bengali dan kemudian dilarang di Bangladesh. Buku tersebut tetap terjual 50.000 eksemplar dalam enam bulan setelah penerbitannya . Lajja adalah tanggapan Taslima Nasrin terhadap kerusuhan anti-Hindu yang meletus di beberapa bagian Bangladesh, segera setelah penghancuran Masjid Babri di India pada 6 Desember 1992. Buku tersebut secara halus menunjukkan bahwa perasaan komunal sedang meningkat, minoritas Hindu di Bangladesh ditindas, dan sekularisme terancam . Buku Ini adalah kisah metamorfosis, di mana peristiwa bencana menciptakan kekecewaan, mengakibatkan kekerasan dan kebencian. Lajja telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa termasuk Perancis, Belanda, Jerman, Inggris, Spanyol, Italia, Swedia, Norwegia, Finlandia, Islandia, Persia dan Arab
Sementara itu, novel "Friend" karya Paek Nam Nyong, adalah kisah tentang konflik perceraian di Korea Utara, yang mendapatkan sambutan positif di sana, tetapi dilarang di Korea Selatan.
Ada beberapa buku lainnya yang juga terkenal dengan larangan, seperti "The Satanic Verses" karya Salman Rushdie, yang masih dilarang di setidaknya selusin negara karena dianggap menistakan agama. The Satanic Verses adalah novel kontroversial karya Salman Rushdie. Buku ini dilarang di beberapa negara, termasuk Indonesia. Novel ini menceritakan tentang dua orang imigran India yang terdampar di Inggris dan mengalami kecelakaan pesawat. Salah satu karakter dalam buku ini, Gibreel Farishta, mengalami halusinasi dan percaya bahwa ia adalah nabi Muhammad. Hal ini memicu kemarahan umat Muslim karena dianggap sebagai penghinaan terhadap agama Islam
Sementara itu, "The Bluest Eye" karya Toni Morrison dilarang di beberapa sekolah di Amerika Serikat karena dianggap mengandung konten seksual yang tidak pantas. The Bluest Eye adalah novel pertama Toni Morrison yang digembar-gemborkan karena kekayaan bahasa dan keberanian penglihatannya. Buku ini menuai kontroversi karena dianggap terlalu vulgar. Novel ini membahas pembentukan identitas beberapa tokoh, seperti Pecola Breedlove. Penelitian juga menemukan jenis penindasan ganda yang dialami oleh wanita Afrika-Amerika dalam novel ini.
Buku-buku seperti "Mein Kampf" karya Adolf Hitler dan "The Anarchist Cookbook" juga termasuk dalam daftar larangan. Buku-buku ini dilarang karena dianggap mengandung informasi atau ideologi yang membahayakan masyarakat atau mempromosikan tindakan kekerasan. Mein Kampf adalah manifesto autobiografi tahun 1925 oleh pemimpin Partai Nazi Adolf Hitler. Buku ini menggaungkan komponen-komponen utama Nazisme, seperti antisemitisme ekstrem, pandangan dunia yang rasis, dan kebijakan luar negeri. Buku ini menjadi bible of National Socialist Party . Edisi kritis Mein Kampf tidak hanya sekedar memperkenalkan sebuah pemikiran Hitler, tetapi juga menelanjanginya. The Anarchist Cookbook adalah sebuah buku yang berisi instruksi untuk pembuatan bahan peledak, perangkat phreaking, dan senjata. Buku ini ditulis oleh William Powell dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1971. Buku ini ditujukan bagi patriot yang ingin melawan pemerintah yang menindas. Buku ini dianggap kontroversial karena mengandung informasi tentang pembuatan bahan peledak dan senjata
Pelarangan Buku Membuat Semakin Populer