Kapal-kapal penjelajah besar dunia seperti Vasco da Gama dan Colombus bertolak dari kota ini. Berabad-abad menjadi tempat lalu-lalang para pelaut Portugis yang membawa rempah-rempah dan emas dari penjuru dunia, Lisboa berkembang menjadi pusat kebudayaan dan ekonomi Portugal. Lisa—begitu Lisboa disebut oleh penduduk setempat—ialah kota metropolis di ujung Semenanjung Iberia yang mengingatkan dunia akan kejayaan dan kekayaan imperialis Portugal yang pernah menguasai Brazil, Goa, Malaka, hingga Makau dan Timor.
Lima abad yang lalu Eropa dihubungkan dengan seluruh dunia via kapal oleh penjelajah Portugis yang tersohor. Kini berkunjung ke Lisboa sudah jauh lebih gampang dengan menumpang maskapai penerbangan dunia yang mendarat di sini. Bandara pun berada tak jauh dari pusat kota, ditempuh setengah jam menggunakan metro. Selain lewat udara, Lisboa juga terhubung koneksi kereta api dengan kota-kota besar lainnya seperti Porto dan Madrid.
Hilir-mudik orang di Praça Rossio, jantung kota Lisboa, menyambut pendatang. Sekelilingnya gedung-gedung menawan berarsitektuk Manuelian. Di tengah alun-alun, patung perunggu Dom Pedro IV dan dua air mancur menghiasi, bersanding dengan fasade Teater Nasional Dona Maria II, anggun melengkapi praça ini. Di depan mata, tampak bukit dengan rumah-rumah dan sebuah kastil pertahanan di puncaknya.
[caption id="attachment_339359" align="alignnone" width="300" caption="Patung Dom Pedro IV di Praca Rossio dengan latar belakang kastil Sao Jorge"][/caption]
Memiliki sejarah lebih panjang dari Roma, kota tua Lisboa dibangun dua ribu tahun yang lalu oleh orang Romawi dan sempat dikuasai orang Arab Moor, sebelum direbut kembali oleh bangsa Portugis.
Lisboa dibagi per bairros—neighbourhoods—dan beberapa di sekitar Rossio menjadi daya tarik bagi pengunjung. Praça Dom Pedro IV berada di Bairro Baixa. Dibangun di akhir abad XVIII setelah gempa dan tsunami meluluhlantakkan sebagian besar Lisboa, Bairro Baixa tampak modern dengan jalanan yang membentang simetris dan blok-blok yang teratur. Asalnya, setiap jalan diberi nama sesuai dengan seni atau barang yang diperdagangkan di jalan tersebut, seperti Rua dos Sapateiros berisi toko sapato—tentu artinya sepatu—dan Rua do Comércio ditempati kantor jasa komersial dan perbankan. Rua do Prata, artinya perak, ialah jalan utama di Baixa yang mengantar ke Praça Comércio dengan arc de triomph khas Lisboa.
[caption id="attachment_339362" align="alignnone" width="300" caption="Rua do Prata dengan pertokoan, dan di ujung jalan ialah Arc de Triomph dan Praca Comercio"]
[/caption]
Ujung selatan Baixa terletak Praça de Comercio, alun-alun besar di tepian sungai Tagus, gedung pemerintahan dan balai kota. Tak jauh terdapat stasiun Oriente yang menghubungkan Lisboa dengan kota pantai Cascais yang juga selalu dikerumuni turis selama musim panas.
[caption id="attachment_339363" align="alignnone" width="300" caption="Praca Comercio"]
[/caption]
Lisboa dibangun di atas tujuh bukit. Bukit berkombinasi dengan sungai yang membentang luas dan berwarna cemerlang, kompak dengan langit yang biru. Jika capai berjalan kaki, ada banyak elevador yang membawa naik-turun bukit. Satu lift berusia seratus tahun, Elevador de Santa Justa, dirancang oleh seorang murid dari Gustaf Eiffel, menyambungkan Rua Áurea di Baixa dengan reruntuhan biara Convento do Carmo di bairro Chiado, sebelah barat Baixa yang lebih tinggi.
[caption id="attachment_339358" align="alignnone" width="300" caption="Reruntuhan biara Carmo di Chiado dan Elevador Santa Justa di Baixa"]
[/caption]
Bairro Chiado ialah pusat lifestyle Lisboa yang tidak pernah senyap, dengan artis jalanan ikut menyemarakkan. Apartemen mewah, butik, teater, museum, dan gereja berdampingan dengan jalanan batu kobel bernuansa klasik. Sebuah praça besar di Chiado didedikasikan kepada Luís Camões, penyair portugis terkenal yang sebanding dengan Dante dan Shakespeare.
Terusan dari Chiado ialah Bairro Alto yang lebih rileks, ditemani pertokoan, kafe, dan bar tempat orang-orang lokal menikmati waktu. Jalan di gang-gang atau duduk-duduk di salah satu praça di Chiado atau Bairro Alto, menjadi pilihan yang tepat untuk menikmati hari-hari di Lisboa yang hampir selalu hangat dengan matahari bersinar.
[caption id="attachment_339357" align="alignnone" width="300" caption="Chiado"]
[/caption]
Dengan lebih dari tiga juta penduduk, Lisboa dan suburbannya termasuk area metropolitan besar di Eropa. Keliling seluruh kota yang penuh tanjakan dan turunan dengan berjalan kaki cukup menantang. Tram legendaris Elétrico 28 membawa pengagum Lisa—nama kecil Lisabon—mengitari pusat kota Lisboa seperti Baixa dan Chiado, juga melewati gang-gang sempit Alfama, menanjak dengan kereta tuanya yang ikonik.
[caption id="attachment_339355" align="alignnone" width="300" caption="Eletrico 28, tram kuno yang unik di Lisboa, sedang lewat di Chiado"]
[/caption]
[caption id="attachment_339360" align="alignnone" width="300" caption="Dioperasikan oleh Carris, tram 28 membawa wisatawan keliling pusat kota Lisboa"]
[/caption]
Dari Bairro Alto, lalu Chiado, lewat Baixa, terus tram 28 menanjak menuju Alfama. Berasal dari Al-Hamma dalam bahasa Arab artinya tempat permandian, Alfama merupakan bairro tertua yang masih bertahan sejak seribu tahun yang lalu, dan tidak hancur oleh ketika gempa tahun 1755.
[caption id="attachment_339356" align="alignnone" width="300" caption="Katedral Se di Alfama"]
[/caption]
Tram akan melewati Sé, gereja katedral Lisboa yang dibangun di atas reruntuhan mesjid setelah Portugal kembali dari tangan orang Moors, pertengahan abad XII. Berseberangan dengan Sé terdapat Igreja de Santo António de Lisboa, lebih dikenal sebagai Antonius dari Padua.
Setiap 13 Juni Alfama dikerumuni penduduk kota yang turun di jalanan merayakan festival pelindung kota Lisbon, São António dan São Vicente. Selama pesta, asap mengepul dengan aroma ikan panggang sardinha assada—sardin bakar dihidangkan dengan lemon dan minyak zaitun—dan ditemani anggur manis Porto. Tak perlu menunggu setahun sekali, hampir setiap restoran di Lisboa pun menghidangkan menu ini sepanjang tahun.
Bersebelahan dengan laut, ikan dan hasil laut lainnya menjadi menu utama. Tidak ada yang bisa mengalahkan kecintaan orang Portugis akan bacalhau, ikan kod kering yang diasinkan. Ada beribu-ribu resep bacalhau yang bisa dinikmati di banyak restoran di Lisboa. Yang paling menggugah selera ialah bacalhau à brás—daging bacalhau suir dengan kentang dan telur.
Masa keemasan bangsa Portugis memang sudah berakhir. Dulunya kaya raya, emas yang berlimpah ruah, dengan banyak koloni di seluruh dunia, kini Portugal di ambang kebankrutan, dengan hutang yang melilit dan banyak yang tidak punya pekerjaan. Meskipun sulit, tidak ada yang dapat menggantikan passion orang Portugis yang terangkum dalam Três F—Tiga F—futebol, fado, Fatima. Hampir setiap orang Portugis tergila-gila dengan futebol, dunia pun tahu siapa Christiano Ronaldo dan klub bola Benfica.
Setiap malam di banyak restoran dan bar di Alfama dan di Bairro Alto, selalu terdengar jeritan fado, nyanyian syahdu melankolis yang diiringi gitar portugis. Fado bercerita tentang kehidupan sehari-hari: makanan, minuman, pesta, cinta, tragedi, dan tentang tradisi fado itu sendiri yang berawal dari penderitaan rakyat di masa kediktatoran Salazar. Fadista, penyanyi fado yang biasanya adalah perempuan, bekerja secara profesional setiap malam. Ketika malam dimulai, mereka mulai dari restoran teratas, lalu nyanyi beberapa lagu, lalu pindah ke restoran lainnya yang lebih bawah. Setelah mendengar beberapa lagu, akan tiba fadista lainnya. Tak jauh dari Sé, Clube de Fado menjadi salah satu tempat fado yang terkenal di Lisboa.
[caption id="attachment_339364" align="alignnone" width="300" caption="Sebuah restoran yang menyajikan juga fado, tak jauh dari Se di Alfama"]
[/caption]
Fatima ialah desa kecil tempat Bunda Maria menampakkan diri pada tiga anak gembala, awal abad yang lalu. Kecintaan rakyat Portugis terhadap Fatima merupakan simbol iman Kristiani yang mendalam. Terbukti dengan banyaknya gereja di berbagai sudut kota. Gereja-gereja ini, meski tampak polos dari luar, memiliki interior yang memukau dengan hiasan mosaik, keramik, ataupun lukisan. Contohnya Igreja de São Roque di Bairro Alto, penuh dengan ornamen yang konon dilapisi emas murni.
Kembali ke Alfama, semakin menanjak ke atas bukit mengarah ke kastil, jalanan yang dilalui tram semakin sempit dan terjal dan duduk di dalam Elétrico serasa naik roller coaster. Tiba di di Miradouro Santa Luzia, pemandangan indah panorama Lisbon menyejukkan mata.