Lihat ke Halaman Asli

Aditya Firmansyah

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Aku Lebih Memilih Sendiri

Diperbarui: 6 Maret 2023   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada pagi hari ketika sinar matahari mulai menghangati indahnya pagi, dengan ditambahi bunyinya bel sekolah, 'kring...kring..' suara bel melengking ditelinga santriwan, yang menandakan 5 menit kelas akan masuk. Beruntungnya aku, Angga, seorang santriwan yang lumayan ganteng, kebingungan mencari kaos kaki bagian kanan yang entah dimana.

'Ya Allah, kaos kaki sebelah kanan ku mana ya?' ucapku pelan mencari kaos kaki yang udah berbulan-bulan belum dicuci.

'Ini aku ada kaos kaki sebelah ga kepakai', saut temenku satu kamar, sambil menyodorkan tangannya ke sebelah tangan kananku, ia namanya : Arsi.

'Makasih Si' ucapku berterimakasih.

Bel masuk kelas mulai mendekati detik-detik akhir dibunyikan. Suara hantaman sepatu-sepatu terdengar begitu keras. Itu tandanya santriwan mulai mengejar dengan diringi senggol-senggolan seperti yang terjadi di suatu konser Endang Soekamti. 'Tuanggg...' terdengar kencang nan cepat bunyi gerbang sekolah ditutup, menandakan bahwa kelas sebentar lagi akan masuk.

'Alhamdulillah, lolos dari gerbang maut' ucapku sambil menghela napas tergesa-gesa.

Yang kemudian aku berlari cepat terburu-buru bukannya untuk memasuki kelas untuk bertemu dengan guru dan mendengarkan pelajaran, tapi malahan cepet-cepet mencari surat cinta yang ditinggal oleh kekasih yang merupakan santriwati yang sekolah pada waktu sore hari, namanya: Dina.

'Dimana ya, surat dari ayangku tercinta ditinggalkan' ucapku sambil mencari hingga mengelilingi meja-meja penuh dengan coretan tinta bolpoin yang ada dikelas.

'ini ada kertas apaan nih, kok bentuknya kaya surat gini' tanya temenku, namanya Iqbal, kebingungan melihat lipatan kertas yang bentuknya tidak biasa.

'Sreeek...,punyaku ini' ucapku dengan rasa kecemasan sambil menyaut kertas itu dari tangan si Iqbal.

Tidak menunggu lama-lama lagi. Aku buka surat dari ayangku tersebut. Adapun isi dari surat cinta itu tertuliskan:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline