Man United dan Man City bersaing hingga garis akhir, benar-benar akhir. Sebelum laga terakhir EPL 2011/12, dua tetangga punya poin sama. Tapi City unggul selisih gol. Itulah background situasi di laga terakhir penentuan juara EPL.
Man City hanya butuh menang di kandangnya sendiri vs klub yang lebih lemah, maka bola pun sepenuhnya ada di tangan mereka.
Sunderland vs Man Utd
Man City vs QPR
United membuat start lebih cepat, tapi sebuah gol dari Rooney belum cukup meningkatkan desir-desir antusiasme. Semua orang masih sadar, United jelas wajar menang dari Sunderland, tapi kemenangan akan sia-sia selama City juga menang. Benar saja, tak lama kemudian City juga bikin gol.
Babak kedua, SHOCK. QPR membalikkan situasi! QPR balik unggul hanya dengan 10 pemain. Bukan main, degup jantung langsung mengencang. Semua orang mulai menerawang dengan lamunan masing-masing... QPR bisa meruntuhkan ambisi City, dan United bisa dapat durian runtuh malam ini.
Man United mengamankan skor dengan permainan datar 'andalannya', dan Man City yang kelewat pede hampir jadi cibiran para pembenci klub instan di seluruh dunia. Jutaan orang membolak-balik channel tv sekedar mengecek dari satu laga ke laga satunya. Dan jawaban hingga peluit akhir hampir bisa disimpulkan... Man United akan mengokohkan kedigdayaan gelar yg ke-20?
Tapi nyatanya sepakbola memang lebih dari drama. Cerita sangat mudah berubah hanya dlm hitungan menit!
Saat laga Sunderland 0-1 Man Utd selesai. Seorang fans United bersuka cita karena Man City masih tertinggal 1-2. Detik-detik selebrasi hampir tiba baginya.
Beberapa saat kemudian, terdengar kabar menyentak tentang Dzeko yang menyamakan kedudukan di menit 91'. United masih tetap juara jika City bermain imbang, tapi ada extra time 4 menit yang harus ditunggu.
Dan saat semua sedang menunggu... datanglah game over untuk United. Aguero mencetak gol menit 93'. Man City 3-2 QPR.
Sepakbola, memang tiada duanya.