Lihat ke Halaman Asli

Penyebaran Guru Honorer di Daerah 3T

Diperbarui: 22 Agustus 2023   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mengatasi kebodohan serta kemiskinan yang akan terjadi pada negara kita, Indonesia. Salah satu pelaku dari pendidikan adalah guru. Siapa itu guru? Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Guru bisa dibagi menjadi 2 yaitu guru tetap dan guru honorer. Perbedaannya adalah guru tetap di gaji tiap bulan sedangkan guru honorer digaji berdasarkan tiap jam mengajar. Guru honorer dapat bekerja di padat area maupun 3T. Apa itu 3T? 3T adalah singkatan dari tertinggal, terdepan dan terluar. Daerah 3T merupakan wilayah Indonesia yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi dan budaya yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

   Walaupun jarang dibahas, kegiatan tentang guru honorer yang bekerja di daerah 3T bisa saja menjadi penentu masa depan Indonesia. Di mana yang kontra dan pro dalam permasalahan penyebaran guru honorer di daerah 3T. Mari kita telaah pro kontra masalah ini.

   Kita mulai dengan argumen yang kontra dengan guru honorer yang mengajar di daerah 3T. Mereka berargumen bahwa guru honorer tidak digaji sesuai dengan pekerjaan mereka. Guru honorer harus menerjang alam hanya untuk ke sekolah ditambah juga dengan keterbatasan fasilitas untuk mengajar siswa. Salah satu contohnya berada di SMAN 4 Takari, Kabupaten Kupang. Di mana hanya kepala sekolah saja yang guru tetap sedangkan guru lainnya adalah guru honorer. Guru honorer di sana hanya gaji 200 ribu untuk beberapa bulan dan selain itu kondisi sekolah SMAN 4 Takari cukup memperhatikan. Karena sekolah itu memiliki dinding dari pelepah dan atap terbuat dari daun.

   Selanjutnya, mari kita membahas argumen yang pro di masalah ini. Mereka berargumen bahwa dengan adanya guru honorer di daerah 3T kita bisa mengembangkan daerah 3T. Selain itu dengan adanya guru honorer mengajar di 3T membuat masyarakat sadar bahwa pendidikan itu penting. Pihak pro juga berargumen bahwa adanya guru di daerah 3T dapat terjadi pengembangan infrastruktur, pengurangan kesenjangan dan kenaikan ekonomi.

   Walaupun kedua pihak memiliki argumen yang bagus, tetapi keduanya juga ada kesalahan. Seperti para kontra yang tidak setuju guru honorer di 3T dan para pro yang tidak memperhatikan gaji dari guru honorer. Sehingga kesimpulan yang bisa diambil dari dua pihak adalah adanya guru honorer bisa membantu daerah 3T untuk berkembang, dengan guru honorer tersebut digaji sesuai dari tantangan mengajarnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline