Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Kampus

Diperbarui: 21 September 2017   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akuu..

Aku hanyalah seorang anak montir yang memiliki banyak mimpi, mimpi untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Menjadi lebih baik bagi keluarga ku, menjadi lebih baik bagi agama ku,menjadi lebih baik bagi orang-orang sekitar ku, dan menjadi lebih baik untuk cita-cita ku, cita-cita mulia dari tanah tercinta. Ya, aku mempunyai cita-cita yang tercukup sulit bagi mereka yang tidak sepenuh hati menjalankannya, butuh kesabaran, keuletan, dan butuh keteguhan hati. Untuk menjadi seorang guru di masa mendatang tidak lah mudah kelihatannya. Perkembangan zaman dan masalah yang semakin kompleks membuat kami calon seorang guru harus memiliki keteguhan hati dan kesabaran yang lebih untuk dapat memuai hasil pada anak-anak kami di sekolah nantinya.

Oleh karena itu untuk dapat mewujudkan cita-cita ku ini, aku menuntun ilmu di salah satu perguruan tinggi yang ada di Jakarta. UHAMKA, di sanalah aku menuntut ilmu dan mengasah kemampuan ku. Kampus ku sudah tak asing lagi di masyarakat dalam menghasilkan lulusan yang unggul. Lulusan kampus ku memang sudah terkenal di Jakarta untuk bagian tenaga pengajarnya. Kami dituntut untuk menjadi seorang guru yang memiliki kompetensi yang lebih dalam kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan social. Itu lah yang membedakan lulusan UHAMKA dengan kampus-kampus lainnya,

Kampus ku memang tak sebesar kampus-kampus yang lain, tapi aku tetap bangga dengan kampus ku. Hijau. Itu lah yang identik dengan kampus ku. Hijau merona, hijau berderah, dan hijau yang suci. Mahasiswa-mahasiswa berlalu lalang di pagi hari untuk memulai aktifitas pagi, dengan semangat dan motivasi, untuk menjadi seorang guru di kemudian hari. Forum-forum diskusi terlihat di kala siang hari, memberi warna di kampus nan hijau asri. Pepohonan yang berdiri sejajar di tepi jalan, memberi kesejukan tersendiri. Pohonnya yang rimbun, daunnya yang gugur, memberikan kenikmatan tersendiri bila kami berdiskusi di bawah pohon tersebut.

Ada sebuah kenikmatan yang Allah berikan kepada ku di kampus ku ini,yaitu sahabat ku. Ya, 5 orang sahabatku yang tak kan pernah lekakng oleh waktu. Mereka yang menemaniku di saat suka mauapun duka. Pejantan Tangguh, itulah sebutan orang-orang terhadap kami. Yang berisi 5 pemuda yang masih manja dan butuh kasih sayang dari orang tua, dan masih mencari sosok wanita yang akan menjadi pendamping hidup di masa mendatang. Kenikmatan yang tidak ada duanya

Selain Pejantan Tangguh, Allah memberikan ku kenikmatan di organisasi kampus ku, yaitu HIMATIKA. Ya, organisasi di kampus ku memang terkenal dengan senasib sepenanggungan, terlebih dalam prodi ku, matematika. HIMATIKA (Himpunan Mahasiswa Matematika) memang terkenal dengan kekompakannya, baik kekompakan di internalnya, dengan dosennya, dengan mahasiswa lainnya, dengan demisionernya, maupun dengan alumni-alumninya.

Hijau kampus ku, hijau almamater ku, dan hijau lingkungan ku. Di sini sebuah langkah untuk masa depan yang lebih cerah berawal, langkah demi langkah menentukan apa yang terjadi di kehidupan ku di masa yang akan datang. Akankah aku akan menjadi guru yang professional sesuai akidah agama atau hanya seorang guru yang mengharapkan jabatan saja.

Kampus ku, akan menjadi kebanggaan ku, akan menjadi bukti perjalanan ku, dan kisah hidup ku. Kampus ku....

Bangga UHAMKA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline