Stereotipe merupakan istilah yang sering kita gunakan untuk suatu penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan.
Seringkali stereotype dianggap sebagai gambaran-gambaran atau angan-angan atau tanggapan tertentu terhadap individu atau kelompok yang dikenai prasangka, yang kerap kali mengarah kepada hal hal bersifat negatif. Pada dasarnya stereotype merupakan suatu cara pikir atau cara pandang manusia dengan cara menyederhanakan hal hal kompleks secara intuitif, sehingga membantu mereka dalam mengambil suatu keputusan dengan cepat.
Dilansir dari laman dosensosiologi.com, Franzoi (2008: 199) menjelaskan stereotype merupakan kepercayaan tentang orang yang menempatkan mereka kedalam satu kategori dan tidak mengizinkan bagi berbagai (variation) individual. Kepercayaan sosial ini didapatkan dari orang lain dan dipelihara melalui aturan-aturan dalam interaksi sosial.
Stereotype dapat kita ketahui dari pengertian di atas bahwasanya, stereotype muncul atau timbul dipengaruhi oleh faktor sosial yang ada disekitar individu tesebut. Stereotype sendiri memiliki berbagai bentuk, mulai dari stereotype gender, pekerjaan, ras, dan lain lainnya. Namun pada kali ini akan lebih berfokus pada analisis stereotype ras di dalam film.
Berdasarkan denfinisi stereotype di atas kita dapat menarik kesimpulan terkait apa definisi dari stereotype ras. Stereotype ras dapat kita definisikan sebagai suatu penilaian, gambaran, dan persepsi kita terhadap kelompok kelompok rasa tau etnik yang ada.
Sedangkan film menurut Effendy (1986: 134) yang dilansir laman csinema.com, merupakan suatu media komunikasi yang bersifat audio dan visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu.
Sebagai suatu media komunikasi, film tentu akan memiliki suatu pesan di dalamnya, pesan tersebut di kemas dalam bentuk percakapan, tulisan, suara, gambaran dan lain lainnya. Sehingga film juga dapat mempengaruhi para penontonnya akan pesan pesan yang di sampaikan di dalamnya.
Lalu bagaimana keterkaitan anatara stereotype ras dengan film itu sendiri?. Sebagai suatu media komunikasi dan juga termasuk suatu faktor sosial tadi, film dapat menjadi penyebab dari bagaimana suatu stereotype ras dapat terbentuk dalam suatu individu atau pada masyarakat.
Salah satu contohnya yaitu bagaimana film membentuk suatu stereotype masyarakat terhadap para penduduk beretnis tionghoa. Di dunia perfilman Indonesia sendiri sudah banyak film film yang bertema dan menggambarkan budaya etnis tionghoa sendiri.
Sehingga pada saat ini kita sering kali memiliki stereotype bahwa para penduduk yang memiliki etnis tionghoa merupakan orang yang memiliki ciri fisik bermata sipit, ahli dalam berdagang, pelit atau perhitungan, dan lain lainnya. Walau pada kenyataannya stereotype tadi tidak sepenuhnya terbukti secara jelas.
Sejalan dengan teori kultivasi, teori yang di kembangkan oleh George Gerbner ini pada awalnya befokus pada studi televisi dan audiens, khusunya pada tema tema kekerasan yang ada pada televisi (Junaidi, 2018).