Lihat ke Halaman Asli

Jamu Peres Bu Yani Legendaris Semarang Bertahan Setengah Abad

Diperbarui: 12 Mei 2023   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jamu telah menjadi bagian penting dari tradisi pengobatan herbal Indonesia selama berabad-abad. Terbuat dari bahan-bahan alami seperti rempah-rempah, akar, daun, dan buah-buahan, jamu dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Jika ada mencari jamu yang authentic dan terbukti berkhasiat, Anda dapat dating ke jamu peres bu Yani yang terletak di JL. Yos Sudarso No.15, Wirodadi, Kota Semarang.

Jamu peres Bu Yani berdiri sejak 1977, Bu Yani (68) selaku pemilik jamu peres legendaris ini mewarisi keahlian dan resep meracik jamu dari sang ibu, Mbok Darmi, yang merupakan perisntis jamu legendaris di Semarang. Bu Yani dan saudaranya sejak kecil sudah membantu Mbok Darmi mempersiapkan olahan jamu. Mbok Darmi sendiri mendapat ilmu meracik jamu dari Buliknya.

Racikan jamu Mbok Darmi sudah terkenal pada zamannya. Setelah Mbok Darmi meninggal pelanggannya beralih berlangganan ke jamu peras Bu Yani di Wirodadi. Setiap hari, Warung jamu Bu Yani yang sekaligus tempat tinggalnya, Selalu ramai oleh pengunjung. Dibuka pukul 6 sore samapai jam 11 malam, Banyak warga semarang yang rela antre untuk mendapatkan segelas jamu yang rempahnya kuat,kental dan rasa serta aromanya lebih sedap dari jamu yang lainnya. Selain itu, Khasiatnya ang mujarab juga sudah banyak yang dirasakan.

Daya Tarik jamu peres Bu Yani terletak pada memeras bahan bahan jamu dengan tangan. Dengan teknik "peres"tradisional ini, Keaslian jamu  dapat di pertahankan. Banyak penjual jamu nakal yang campur bahan kimia,katanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline