Lihat ke Halaman Asli

Ekonomi Politik Asia Selatan: Pembangunan dan Ketidaksetaraan

Diperbarui: 29 Februari 2024   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Asia Selatan merupakan kawasan dengan keragaman dan peluang yang sangat besar, tetapi juga menghadapi masalah dan ketidakadilan yang tidak kunjung usai. Meskipun merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, Asia Selatan masih menghadapi tingkat kemiskinan, ketidaksetaraan, pengucilan sosial, dan degradasi lingkungan yang tinggi. 

Masalah-masalah ini tidak hanya merugikan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membahayakan stabilitas dan keberlanjutan kawasan ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami ekonomi politik pembangunan dan ketidaksetaraan di Asia Selatan, serta bagaimana negara, pasar, dan masyarakat sipil dapat bekerja sama untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini.

Pembangunan Ekonomi Politik dan ketidaksetaraan yang terjadi di Asia Selatan dibentuk oleh berbagai faktor, seperti sejarah, budaya, institusi, tata kelola pemerintahan, globalisasi, dan human development. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi distribusi kekuasaan, sumber daya, dan peluang di antara berbagai kelompok dan individu di kawasan ini, serta memengaruhi akses mereka terhadap layanan dasar, hak, dan kebebasan. 

Secara khusus, peran negara, pasar, dan masyarakat sipil sangat penting dalam mempengaruhi arah dan kualitas pembangunan serta ketidaksetaraan di Asia Selatan. Oleh karena itu, artikel ini akan menjelaskan bagaimana peran negara, pasar, dan masyarakat sipil dalam mengatasi kemiskinan, eksklusi sosial, dan isu-isu lingkungan dalam konteks ekonomi politik pembangunan dan ketimpangan di Asia Selatan.

Peran Negara

Negara adalah aktor utama yang menetapkan aturan dan kebijakan untuk pembangunan dan ketidaksetaraan, serta menyediakan barang dan jasa publik kepada masyarakat. Negara dapat mendorong atau menghambat pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, tergantung pada kapasitas, legitimasi, akuntabilitas, dan daya tanggapnya terhadap kebutuhan dan tuntutan masyarakat. 

Di Asia Selatan, negara sering kali lemah, korup, dan dikuasai oleh kepentingan elit, yang mengakibatkan tata kelola pemerintahan yang buruk, rendahnya investasi publik, dan perlindungan sosial yang tidak memadai. Namun, ada juga contoh-contoh intervensi negara yang efektif dan progresif, seperti penyediaan layanan kesehatan universal di Sri Lanka, pelaksanaan Undang-Undang Hak atas Informasi di India, dan promosi pemberdayaan perempuan di Bangladesh.

Peran Pasar

Pasar adalah mekanisme utama yang mengalokasikan sumber daya dan menghasilkan pendapatan dan kekayaan dalam perekonomian. Pasar dapat mendorong atau menghambat pertumbuhan ekonomi, efisiensi, dan inovasi, tergantung pada tingkat persaingan, regulasi, dan inovasi. Pasar juga dapat mengurangi atau memperburuk ketidaksetaraan, tergantung pada distribusi aset, keterampilan, dan peluang di antara masyarakat. 

Di Asia Selatan, pasar telah menjadi sumber dinamisme sekaligus disparitas, karena kawasan ini telah menyaksikan pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi juga menyaksikan meningkatnya ketidaksetaraan, informalitas, dan kerentanan di Asia Selatam. Selain itu, pasar sering kali gagal mengatasi eksternalitas negatif dari pertumbuhan, seperti degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan konflik sosial.

Peran Masyarakat Sipil

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline