Lihat ke Halaman Asli

Puasa di Surabaya Tanpa Warteg dan Warpadang

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Olala, menjelang bulan Ramadhan 1431 H ini, saya dipindah kerja dari Jakarta ke Surabaya. Hidup ala anak kost yang sudah saya tinggalkan sejak lulus dari Jogjakarta tahun 2001, kembali harus saya jalani. Apalagi daerah kost saya di Wonokromo, jarang sekali orang jualan makanan. Pilihan makanan terbatas : nasi goreng, sate, soto/rawon dan bebek goreng, semuanya khas makanan Jawa Timur. Keberadaan saya ya muter-muter di warung itu, di daerah Bendul Merisi, Wonokromo. Bandingkan dengan Jakarta, mau makan warteg, nasi padang, sea food, sampai makanan kaki lima yang aneh-aneh ada disana. Saya tidak tahu apakah karena Surabaya bukan kota metropolitan sehingga warteg dan warpad kurang laku disini. Atau mungkin hanya daerah Wonokromo saja? Entah lah, yang jelas kalau untuk makan saja harus keluar Wonokromo, pasti kelelahan. Apalagi nyari makan sahur, waduh mesti berebutan sesama anak-anak kost lainnya. Tapi mungkin ini peluang bisnis juga, dirikan saja warteg atau warpadang, untuk mendidik warga Surabaya, bahwa ada makanan enak selain sate dan bebek goreng. Selamat puasa ya. Jam kerja dapat korting 30 menit, jadi 16.30 sudah pulang dari kantor. Untungnya cuma 5 menit dari kost ke kantor, kalau di Jakarta dari Harmoni ke Pondok Gede minimal 1.5 jam. Alhmadulillah, syukuri saja apa yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline